SOLOPOS.COM - Kendaraan militer AS di Suriah. (JIBI/Reuters)

Donald Trump menggunakan tudingan bahwa Bashar Assad menggunakan senjata kimia sebagai alasan untuk menggempur Suriah.

Solopos.com, JAKARTA — Militer Amerika Serikat melancarkan serangan rudal ke Suriah sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia ke sebuah kota yang dikuasai kubu pemberontak. Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan sekitar 50 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan dari beberapa kapal perusak di perairan Laut Mediterania menuju sebuah pangkalan udara Suriah kemarin.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dalam pidato yang ditayangkan di televisi, Presiden AS Donald Trump mengklaim pangkalan udara tersebut merupakan tempat serangan senjata kimia berasal. Trump juga menuding Presiden Suriah, Bashar al-Assad, sebagai seorang diktator yang telah meluncurkan serangan senjata kimia yang mengerikan kepada warga sipil tak berdosa. Tudingan itu yang dijadikan alasan Trump untuk menyerang Suriah.

“Malam ini saya menyeru semua negara untuk bergabung dengan kami dalam mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah sekaligus mengakhiri segala macam dan segala bentuk terorisme,” ujar Trump dari kediamannya di Florida sebagaimana dikutip bbc.com, Jumat (7/4/2017).

Departemen Pertahanan AS mengatakan Rusia, yang menyokong militer Suriah, telah diberitahu sebelum serangan rudal ke Suriah digelar.
Menurut juru bicara Gedung Putih, target serangan dipilih berdasarkan riset yang telah dilakukan.

“Kami punya keyakinan kuat bahwa serangan senjata kimia yang dilakoni awal pekan ini diluncurkan dari lokasi tersebut di bawah komando rezim Assad,” ujarnya, meski belum ada konfirmasi tentang tudingan ini.

Menurut kelompok pemantau yang berkantor di Inggris Syrian Observatory for Human Rights, 20 anak-anak dan 52 orang dewasa meninggal dunia dalam serangan yang diduga melibatkan gas beracun di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, pada Selasa (04/04/2017).

Rekaman gambar sesudah peristiwa itu menunjukkan warga sipil, banyak di antara mereka adalah anak-anak, mengalami sesak nafas dan mengeluarkan busa dari mulut. Berdasarkan pemeriksaan terhadap korban yang dirawat di dalam wilayah Turki, Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag mengatakan hasil autopsi mengukuhkan bahwa senjata kimia memang digunakan dalam serangan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya