SOLOPOS.COM - Slamet Gundono (JIBI/SOLOPOS/dok)

Slamet Gundono (JIBI/SOLOPOS/dok)

Slamet Gundono (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, SOLO – Tuberkulosis (Tb) masih menjadi ancaman penyakit mematikan di Indonesia. Padahal jika penderita segera dideteksi, penanganan penyakit yang tepat dan perilaku hidup yang higienis bisa menolong penderita mendapatkan status 100% bebas Tb. Namun stigma penyakit menular yang kadung melekat di benak masyarakat, acapkali menyudutkan penderita Tb dan membuat mereka menutup diri. Alhasil pemberantasan penyakit ini pun makin sulit dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melihat fenomena masyarakat ini, dalang teater wayang suket, Slamet Gundono mengangkat tema ini menjadi sumber ide penciptaan karya terbarunya. Pementasan wayang yang dihelat dalam rangka peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia ini bakal digelar di Solo, Februari 2014 mendatang.

Dalam pementasan berdurasi sekitar satu jam, Slamet Gundono menampilkan tokoh sentral Gunadewa. Pertunjukan yang diadaptasi dari lakon epik Mahabarata ini mengangkat penderitaan putra kedua Prabu Kresna dan Dewi Jembawati saat menjalani kehidupan di lorong pengasingan yang sunyi, gelap, dan lembab.

Dikisahkan Gunadewa menderita penyakit menular yang menghebohkan Astina. Kepanikan warga kerajaan tempat tinggal Pandawa ini makin menjadi tatkala mengetahui Semar, yang merupakan manusia setengah dewa, ikut tertular penyakit ini. Di tengah kepanikan yang melanda Astina, tabib Sadewa hadir memberikan pencerahan penanganan penyakit ini ke tengah-tengah masyarakat.

Semar yang dikenal dengan kebijaksanaannya, melakoni setiap petuah Sadewa dan berhasil sembuh dari penyakit yang membelitnya. Namun Gunadewa yang merasa menjadi penyebab kekacauan ini, enggan menjalani pengobatan dan pilih terpuruk rendah diri di pengasingan. Bima dan Gatotkaca pun turun tangan untuk membujuk Gunadewa agar mau menjalani pengobatan.

“Tb selama ini masih dianggap aib di masyarakat. Gunadewa sengaja dipasang menjadi tokoh sentral untuk mengubah persepsi masyarakat selama ini. Lewat pertunjukan nanti, masyarakat diajak menyaksikan kesengsaraan para penderita penyakit menular,” terang Manager Slamet Gundono, Honggo Utomo, ketika berbincang dengan Espos, Selasa (26/11/2013) pagi.

Honggo mengutarakan keterlibatan Slamet Gundono dalam pementasan ini melalui proses kurasi dari penyelenggara kegiatan yang dimotori Yayasan Stop TB Partnership Indonesia, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia, dan Yayasan Stop TB Partnership Jepang.

Perwakilan Yayasan Stop TB Partnership Jepang, Noriyo Shimoya, mengutarakan pemilihan Ki Slamet Gundono dalam pentas wayang penyuluhan ini lantaran kreativitasnya dalam menciptakan wayang dengan gayanya yang khas. “Slamet Gundono dikenal sebagai seniman kreatif. Meskipun berangkat dari kesenian tradisional, beliau bisa mengembangkan tradisi dengan kebaruan,” urainya.

Lewat kampanye penyuluhan anti-Tb ini, pihaknya berharap wayang bisa menjadi media penyuluhan yang efektif bagi masyarakat. “Kami berharap pertunjukan yang memadukan budaya dan pendidikan kesehatan ini bisa menyentuh hati masyarakat dan menjadi kesempatan masyarakat untuk memahami seluk beluk Tb,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya