SOLOPOS.COM - Patung perwira TNI AL di Dermaga Ujung, salah satu ciri khas Surabaya. Surabaya akhirnya gagal bersaing dari Hanoi untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2019. (anaconda-sailing.com)

Patung perwira TNI AL di Dermaga Ujung, salah satu ciri khas Surabaya. Surabaya akhirnya gagal bersaing dari Hanoi untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2019. (anaconda-sailing.com)

MAKAU – Surabaya gagal menjadi tuan rumah Asian Games 2019 setelah dikalahkan Hanoi dalam pemilihan yang berlangsung pada Sidang Umum Dewan Olimpiade Asia (OCA) di Gedung Olahraga Pekan Olahraga Asia Timur, Makau, China, Kamis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Yang menjadi tuan rumah Asian Games 2019 adalah Hanoi,” kata Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah yang secara singkat mengumumkan kota pemenang. Pemilihan tuan rumah Asian Games 2019 dilaksanakan bersamaan dengan Sidang Umum ke-31 OCA. Menurut aturan yang berlaku di OCA, penghitungan suara tidak dilakukan secara terbuka dan Presiden OCA pada akhir penghitungan hanya mengumumkan kota pemenang tanpa menyebutkan jumlah suara yang diraih masing-masing kandidat.

Usai terpilihnya Hanoi sebagai tuan rumah pesta olahraga empat tahunan itu, Sheikh Ahmad menyatakan keyakinannya bahwa Hanoi sudah siap dan juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Menurut pria asal Kuwait itu, keyakinan terhadap kemampuan Hanoi tersebut setelah ia mendapat laporan dari tim peninjau OCA yang telah berkeliling dan melihat langsung kesiapan kota kandidat beberapa waktu lalu.

“Para pemimpin di negara itu serta masyarakat olahraga juga memiliki komitmen yang tinggi dan sebagai partner, kami siap bekerjasama agar Vietnam lebih sukses,” katanya. Sebelumnya, ketika Sheikh secara singkat mengumumkan Hanoi terpilih sebagai tuan rumah, puluhan delegasi Indonesia yang berada di sidang umum OCA tampak terdiam, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Ketua KOI Rita Subowo dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Bahkan Rita yang pada saat presentasi berhasil memikat para peserta sidang melalui pidato yang tenang dan meyakinkan, tidak kuasa menahan air mata. Sementara delegasi Vietnam yang memberikan presentasi secara datar, bersorak gembira menyambut kemenangan tersebut. “Kita semua sudah berusaha, berarti Hanoi lebih siap. Kekalahan ini harus menjadi cambuk bagi Indonesia agar mempersiapkan diri lebih baik lagi pada masa datang,” kata Rita kemudian.

Meski gagal memenangi persaingan dengan Hanoi, delegasi Indonesia setidaknya tidak pulang dengan tangan hampa karena seluruh delegasi setuju dengan usulan Sheik Ahmad Al-Sabah bahwa Surabaya secara otomatis menjadi tuan rumah Asian Youth Games (AYG) pada 2021. Lebih jauh Rita mengatakan bahwa kunci kemenangan Vietnam bukan saja karena mereka lebih siap dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah, tapi juga berkat dukungan negara tetangga China.

“China berada di belakang sukses Hanoi karena juga mempunyai kepentingan di Vietnam,” kata Rita.

Sebelum diadakan pemungutan suara, delegasi Indonesia sempat memikat perhatian pada peserta sidang melalui presentasi yang menarik, sehingga mendapat banyak pujian. Dalam presentasi berdurasi sekitar 35 menit, Rita Subowo mendapat giliran pertama menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris yang lancar dan tenang.

Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan presentasi pimpinan delegasi Vietnam dalamm bahasa Inggris yang terbata-bata dan cenderung kaku. Peserta sidang tersebut seperti tersihir ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seolah-olah berada di tengah-tengah mereka saat menyampaikan sambutan melalui rekaman video.

Namun bagian yang paling mendebarkan adalah ketika Dyan Puspitorini, atlet layar Jawa Timur yang didampingi Alan Budikusuma dan Susi Susanti menyampaikan harapan seluruh masyarakat Indonesia agar delegasi OCA memilih Surabaya sebagai tuan rumah Asian Games 2019. “Harapan kami adalah harapan masyarakat Surabaya, harapan masyarakat Indonesia, dan juga harapan masyarakat Asia,” kata Ririn, panggilan Dyan yang diapit Alan dan Susi saat berjalan di depan peserta rapat.

Gubernur Soekarwo mendapat giliran berikutnya untuk menyampaikan kesiapan Surabaya dan pemerintah Jawa Timur yang kemudian diakhiri oleh paparan Andi Mallarangeng mewakili pemerintah. Namun presentasi yang memikat ternyata belum menjadi jaminan bagi Surabaya untuk mengalahkan Vietnam tampil dengan presentasi yang lebih sederhana.

“Faktor paling penting dalam memenangi penawaran sebagai tuan rumah sebenarnya adalah lobi kepada pimpinan delegasi negara anggota, bukan presentasi,” kata Ade Lukman, salah satu anggota tim “bidding” Indonesia yang juga Ketua Komisi Olahraga Untuk Semua Kalangan (Sport For All) KOI. Menurut Ade, jauh hari sebelum datang ke Makau, setiap negara sebenarnya sudah menentukan pilihan dan presentasi kemungkinan bisa berpengaruh terhadap anggota OCA yang belum punya pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya