SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Pakar tsunami Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BNPT) Widjo Kongko mengatakan hasil kajian paleo-tsunami di Pantai Selatan Jawa mengonfirmasi bahwa di wilayah tersebut pernah terjadi tsunami di masa lalu. Bahkan ketinggian tsunami saat itu mencapai 30 meter.

“Tsunami di masa lalu terjadi dengan skala katastropik, dengan ketinggian bisa mencapai lebih dari 30 meter,” kata Widjo dalam jumpa pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Widjo mengatakan wilayah Indonesia berada di antara tiga lempeng bumi yang terus bergerak, yaitu Lempeng Eurasian di Barat Daya, Lempeng Pasifik di Timur Laut, dan Lempeng Indoaustralia di sebelah selatan. Selain itu, terdapat 16 megathrust yang memiliki potensi menyebabkan gempa bumi besar, sementara gempa besar itu dapat memicu tsunami.

“Dalam kurun waktu 1629 hingga 2018, terdapat lebih dari 12.500 gempa berkekuatan di atas 5 Skala Richter, 1.000 gempa di atas 6 Skala Richter, dan 230 gempa di atas 7 Skala Richter, serta 167 kejadian tsunami,” tuturnya.

Sementara itu, peneliti tsunami Kementerian Kelautan dan Perikanan Abdul Muhari mengatakan perlu ada upaya mitigasi untuk menghindari dampak besar dari tsunami.

“Namun, upaya mitigasi tidak akan berkelanjutan kalau tidak ada bangkitan ekonomi. Bila perekonomian masyarakat pantai meningkat, mereka akan memelihara upaya-upaya mitigasi tsunami,” katanya.

Selain itu, juga perlu ada upaya mitigasi tsunami di pelabuhan untuk mencegah kapal-kapal besar terbawa gelombang tsunami ke daratan yang menyebabkan kerusakan.

Bila terjadi gempa bumi berkekuatan besar dan dalam waktu lama, kapal-kapal yang sandar di pelabuhan harus segera menjauh dari bibir pantai agar tidak terbawa gelombang tsunami ke daratan.

Direktur Kesiapsiagaan Bencana BNPB Wisnu Widjaja mengatakan potensi tsunami yang disampaikan para pakar adalah sebuah kemungkinan, bukan perkiraan akan terjadi tsunami.

“Karena itu, kita perlu mengenali ancaman dan potensi. Potensi belum tentu menjadi bencana. Kalau mitigasi disiapkan dengan baik, tsunami tetap bisa terjadi, tetapi belum tentu akan menjadi bencana,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya