SOLOPOS.COM - Oni, singa TSTJ Solo yang pernah memakan unta (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO– Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo berduka. Oni Singa terakhir di kebun binatang Jurung mati, Selasa (22/4/2014) dini hari tadi. Para pengunjung dilarang mendekati kandang kandang karantina yang berada di sisi utara kebun binatang Jurug Solo. Kandang karantina itu sebelumnya dihuni oleh Oni, sang singa terakhir.

Seekor orang utan bermain di danau yang airnya penuh sampah plastik di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Selasa (24/6/2014). Kondisi air yang tidak higienis dapat mempengaruhi kesehatan hewan yang menghuni kebun binatang tersebut. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solos)

Seekor orang utan bermain di danau yang airnya penuh sampah plastik di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Selasa (24/6/2014). Kondisi air yang tidak higienis dapat mempengaruhi kesehatan hewan yang menghuni kebun binatang tersebut. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solos)

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, sudah lebih dari dua bulan kandang karantina tersebut baru saja dihuni oleh seekor singa, Oni. Singa asal Afrika itu diketahui tengah dalam kondisi badan yang buruk.

Usia Oni sekitar 19 tahun, tergolong tua di antara hewan pemakan daging lain. Setelah dirawat lebih dari sembilan tahun di TSTJ, Oni mati . Dugaan penyebab kematian Oni lantaran mengidap penyakit syaraf dan ditambah dengan kondisi tubuh yang tua.

Setumpuk lembaran spanduk dari MMT dan botol pengharum ruangan berada di kandang karantina. Benda-benda itu itu baru saja menjadi saksi kematian Oni sejak pukul 00.30 WIB, Selasa (24/6).

Melihat kondisi Oni yang semakin menburuk, pihak TSTJ sempat mengusulkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng)  agar hewan buas asal Afrika tersebut disuntik mati.

Pihak BKSDA juga sudah meneruskan usulan itu ke pihak berwenang di Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, namun belum sempat ada persetujuan ternyata Oni sudah lebih dulu mati.

“Kami sudah meminta izin kepada BKSDA Jateng untuk menyuntik mati Oni namun surat balasan [perizinan] belum turun hingga Oni sudah terlambat [mati]. Kami mengajukan izin itu mengingat usia Oni yang sudah tua dan penyakit syaraf yang diderita,” jelas Direktur Operasional TSTJ, Windu Winarso saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Selasa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya