SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Pernyataan Tsamara Amany tentang Rusia berawal dari keinginannya meng-<em>counter</em> opini Fadli Zon bahwa Indonesia butuh sosok seperti Vladimir Putin. Di bawah kepemimpinan Putin, kata Tsamara, pemerintah Rusia membungkam oposisi dan pers di negara itu.</p><p>"Putin bukan contoh pemimpin yang baik. Ia membungkam oposisi dan pers di Rusia sana. Di Rusia, tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia," kata Tsamara dalam videonya yang diunggah di media sosial.</p><p>Pernyataan ini membuat media Rusia, RBTH versi bahasa Indonesia, merespons cukup keras. Tulisan yang dimuat di akun RBTH Indonesia menyebutnya sebagai kesalahpahaman Tsamara tentang politik dan pers di Rusia.</p><p>"Kami tidak membela siapa pun, termasuk Fadli Zon atau bahkan Presiden Putin. Namun, pernyataan Anda tentang negara kami, bahwa di Rusia tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia, ini menunjukkan kedangkalan wawasan," tulis RBTH.</p><p>Namun, benarkah opini Tsamara dangkal seperti anggapan RBTH? Data Freedom House — organisasi independen asal AS yang mengangkat demokrasi dan HAM — bisa digunakan sebagai pembanding untuk menilai Tsamara. Terkait hak politik dan kebebasan sipil, Rusia masih berada di bawah Indonesia.</p><p>Rating kemerdekaan di Rusia 2018 mencapai 6,5 dari skala 7 (1= paling bebas, 7= tidak bebas). Sedangkan hak-hak politik, Rusia mendapat rating 7 dan kebebasan sipil mendapat rating 6. Sehingga skor agregat kebebasan di Rusia adalah 20 dari 100 (makin tinggi makin bebas).</p><p>Freedom House pun menyebut status kemerdekaan di Rusia dengan label "not free". Begitu pula dengan kemerdekaan pers yang mendapat label serupa.</p><p>Sedangkan Indonesia pada 2018 mendapatkan label "partly free" (bebas sebagian). Kemerdekaan di Indonesia mendapatkan rating 3, hak politik 2, dan kebebasan sipil 4. Skor agregat kebebasan Indonesia adalah 64 dari 100. Namun, lembaga itu juga memberi status kebebasan pers Indonesia dengan label "not free".</p><p>Dalam jawabannya atas respons RBTH, Tsamara menjelaskan pernyataan tentang Putin dia lontarkan semata ditujukan pada publik Indonesia. Hal ini merujuk pada pernyataan Waketum Partai Gerindra Fadli Zon yang mengimbau masyarakat Indonesia untuk mencari pemimpin seperti Putin.</p><p>"Tapi saya juga wajib mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa pemimpin seperti Putin, bukanlah pemimpin layak bagi Indonesia yang saat ini berkomitmen memperjuangkan demokrasi dan memerangi korupsi," tutur Tsamara.</p><p>Ia menambahkan, penilaian tentang kualitas Putin yang diktator, otoriter, dan membiarkan korupsi terorganisir, sudah banyak dikemukakan media dan lembaga-lembaga riset ternama di negara-negara demokratis dunia.</p><p>"Saya hanya merujuk pada analisis-analisis tersebut, misalnya, survei The Economist tahun 2017 masih menempatkan Rusia sebagai negara dengan rezim otoritarian," ucapnya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya