SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kulonprogo (Solopos.com)- Tabrakan maut terjadi di ruas Jl. Wates-Purworejo km 5,7 Kulwaru, Kecamatan Wates, Kulonprogo, DIY antara truk nopol D 8438 TC dengan sebuah truk lain yang tidak diketahui identitasnya, tepatnya di sekitar Jembatan Timbang, Senin (26/9/2011), sekitar pukul 03.00 WIB.

Akibat tabrakan maut tersebut, dua orang penumpang truk yang memuat sayuran dari Bandung yang akan dibawa ke Jogjakarta tersebut seketika meninggal di tempat dan seorang lagi dirawat di RS Karisma Paramedika, Wates. Sementara pengendara truk yang bak belakangnya ditabrak, melarikan diri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kedua penumpang yang meninggal di tempat tersebut adalah Cuncun Cubaryat, 35, warga Jl.Budhi RT 02/04 Pasirkaliki Cimahi Timur, Bandung dan Toha, 24, warga Jl.Babakan Loa RT 02/VII Pasirkaliki Cimahi Utara, Bandung. Sedangkan seorang lagi yang dirawat di RS Karisma Paramedika Wates akibat luka lecet di pelipis kirinya adalah sopir truk, Sopian Rustandi, 24, warga Babakan Loa, RT 02/RW VII Pasirkaliki Cimahi Utara, Bandung.

Cuncun meninggal akibat luka pendarahan di bagian hidung. Selain itu, korban juga mengalami lecet di lengan tangan kanan, robek dan patah tulang pada telapak tangan kiri, robek dan patah tulang terbuka kaki kanan. Sedangkan Toha, meninggal akibat luka dan patah tulang di sekujur tubuhnya, seperti misalnya di bagian tulang selangka, patah tulang terbuka di kaki kiri, paha kanan, serta beberapa luka robek di pipi kanan, dan jari kaki kiri.

Salah satu saksi mata, Sudaryano, 52, warga Kulwaru mengatakan truk naas tersebut melaju dengan kecepatan tinggi dari arah barat.

Setibanya di depan jembatan timbang, truk lain yang berada di depan truk naas tersebut mendadak berhenti lantaran ada kendaraan yang hendak masuk ke jembatan timbang. Akibatnya, truk yang sepertinya hendak menyalip truk yang berhenti mendadak itu menabrak bak belakang truk yang berhenti mendadak tersebut.

Kanitlakalantas Polres Kulonprogo Ipda Didik Purwanto mengakui jalur di sekitar jembatan timbang tersebut memang dikenal sebagai jalur tengkorak. ”Itu karena seringnya terjadi kecelakaan di sana,” ujarnya.

(JIBI/Harian Jogja/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya