SOLOPOS.COM - Sopir truk beristirahat di Plesungan, Rabu (20/8/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kulonprogo tidak dapat berbuat banyak melihat padatnya arus lalu lintas kendaraan dengan muatan di atas 10 ton yang melintasi Jalan Nasional Wates-Purworejo, sekalipun hal tersebut berpotensi merusak jalan dan jembatan di wilayah Kulonprogo. Sebab tidak ada alternatif jalan lain yang dapat dilewati kendaraan bermuatan di atas 10 ton selain Jalan Nasional Wates-Purworejo, pasca amblesnya Jembatan Comal di Pemalang bulan lalu.

Kasi Lalu Lintas Dishubkominfo Kulonprogo Sugiyono menuturkan jalur selatan menjadi satu-satunya jalur alternatif yang bisa dilewati kendaraan berat bermuatan di atas 10 ton yang biasanya melewati jalur pantura. Ia tidak menampik jika Dishubkoimfo juga memiliki kekhawatiran jalur selatan dan jembatan yang dilewati kendaraan-kendaraan tersebut akan cepat rusak, namun sejauh ini belum ada solusinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jalan Nasional memiliki konstruksi yang paling baik di antara jalan lainnya, kalau ada pengalihan arus justru merusak kualitas jalan yang tidak sebaik jalan negara itu,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Minggu (24/8/2014).

Oleh karena itu, kata dia, satu-satunya solusi yang bisa dilakukan Dishubkominfo adalah menunggu jembatan Comal selesai diperbaiki yang ditargetkan terealisasi pada akhir tahun ini.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Kulonprogo Widiyanta mengungkapkan kepadatan arus lalu lintas di Jalan Nasional Wates-Purworejo tidak hanya merusak kondisi jalan, melainkan juga membahayakan pengguna jalan. Politisi asal Kecamatan Kokap tersebut menjelaskan banyknya kendaraan berat juga berisiko bagi keselamatan anak sekolah yang lokasi sekolahnya berada di tepi jalan besar.

“Apalagi bagi anak-anak SD, mengingat, padatnya arus kendaraan berat justru terjadi pada pagi hari, ketika anak-anak masuk sekolah,” terangnya.

Dinilainya, hal ini perlu mendapat pengawasan yang serius, bukan hanya dari kepolisian tetapi juga dari orang tua murid dan masyarakat supaya tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya