SOLOPOS.COM - Trubus Jatmiko (SOLOPOS/ Ahmad Mufid Aryono)

Trubus Jatmiko (SOLOPOS/ Ahmad Mufid Aryono)

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Oleh: Ahmad Mufid Aryono

Kembali ke alam. Begitu banyak orang yang membicarakan berbagai hal. Terlebih tentang bahan pangan dan berbagai hal yang berkaitan dengan alam.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal inilah yang mendasari Trubus Jatmiko dalam mengembangkan Kelompok Tani Budi Rahayu yang dipimpinnya.

Kelompok Tani Budi Rahayu di Dukuh Toprayan, Desa Catur, Sambi, Boyolali ini merupakan salah satu kelompok tani di Boyolali yang tengah merintis pembuatan pupuk organik sebagai bahan dasar dalam pertanian organik.

Inilah yang ditangkap Trubus bersama ratusan anggota kelompok untuk mengembangkan pertanian organik di Boyolali.

“Awalnya kami ingin mengembalikan kondisi struktur tanah pertanian yang konvensional yakni dengan bahan kimia ke pertanian organik,” ujarnya saat ditemui Espos di kediamannya, Senin (9/5/2011).

Trubus menceritakan upaya kembali ke alam itu diawali sekitar tahun 2009 silam. Saat itu, dirinya melihat banyaknya bahan-bahan organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik.

Selain jerami, pihaknya juga memanfaatkan limbah, seperti buah yang telah membusuk, maupun dedaunan kering untuk diolah menjadi pupuk organik.

“Pada tahap awal memang sangat sulit untuk mengubah pemikiran ke arah organik. Hanya beberapa saja yang minat berubah, terutama ibu-ibu, karena hal itu bisa untuk mengisi waktu luang,” papar dia.

Setelah melalui berbagai upaya dan dibantu dengan sejumlah pendamping dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), upaya itu mulai memberikan manfaat.

Hal inilah yang memacu pria kelahiran Boyolali, 23 Juni 1964 itu bersama anggota kelompok untuk terus bergelut di bidang pembuatan pupuk organik.
Trubus pun terus mengembangkan pupuk organik itu agar bisa diterima oleh pasar. “Bahan baku untuk pupuk organik itu sangat mudah diperoleh di desa kami,” jelas dia.

Menurut Trubus, pemasaran pupuk organik tersebut, hingga saat ini sudah mencapai Klaten dan beberapa daerah lainnya. “Saat ini kelompok kami bisa memproduksi pupuk organik hingga 3 ton/hari. Selain berbentuk pupuk organik, juga berbentuk granul atau pupuk padat,” tutur dia.

Meski sudah berhasil memproduksi pupuk organik sendiri, jelas Trubus, pihaknya kini juga masih terkendala permodalan. Sebab, kelompok yang dipimpinnya baru memiliki satu unit mesin pencacah dedaunan dan beberapa peralatan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya