SOLOPOS.COM - Penertiban PKL di Boyolali, Rabu (24/10/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

Penertiban PKL di Boyolali, Rabu (24/10/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI — Trotoar di sepanjang jalan-jalan utama di wilayah Boyolali Kota bakal ditata dan ditertibkan dari pedagang kaki lima (PKL) permanen dan parkir. Untuk memulai itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali pun melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rabu (24/10/2012), tim gabungan yang terdiri atas unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kepolisian, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) dan perangkat kantor kelurahan di wilayah Kecamatan Boyolali Kota, turun ke jalan untuk melakukan sosialisasi tersebut.

Salah satunya tim yang bertugas di Jl Pandanaran, Boyolali, menyusuri trotoar di sepanjang jalan itu. Terhadap para petugas atau juru parkir (jukir) di jalur tersebut, mereka meminta agar trotoar dikembalikan sebagaimana fungsinya dan tidak lagi digunakan untuk parkir kendaraan roda dua. Hal yang sama juga dilakukan terhadap para PKL yang berada di sepanjang jalan itu. Mereka diminta untuk tidak lagi menggunakan trotoar di tepi jalan untuk berjualan, terlebih jika bangunan PKL itu permanen.

Lurah Banaran, Wiyata, yang juga anggota tim, mengemukakan penataan dan penertiban PKL dan parkir di jalan-jalan utama di wilayah Boyolali Kota itu merupakan program Bupati Boyolali, Seno Samodro, untuk menjadikan Boyolali kota yang tertib, asri dan nyaman untuk masyarakat.

Dalam program itu, salah satu sasaran penataan dan penertiban adalah para PKL dan jukir, termasuk pemilik usaha yang juga menggunakan bahu jalan untuk barang dagangan mereka.

“Sasaran kami adalah PKL dan tukang parkir, termasuk penataan PKL yang permanen,” ujar Wiyata ketika ditemui wartawan di sela-sela penyisiran di Jl Pandanaran, Rabu.

Wiyata menjelaskan langkah penataan dan penertiban itu dilakukan dengan pendekatan persuasif, yakni mengingatkan para PKL, jukir serta pemilik usaha itu untuk mengatur parkir mereka, serta merapikan barang dagangan yang ditempatkan di trotoar.

Lebih lanjut Wiyata menambahkan saat ini hanya sekitar 70 persen trotoar yang dapat digunakan pejalan kaki dengan baik. Sebab masih banyak emperan toko dan area parkir yang kurang memadai hingga memakan badan trotoar. Terkait hal itu, pihaknya menyatakan akan mencari solusi supaya fungsi trotoar dapat dikembalikan 100 persen.

“Kami akan carikan solusi agar trotoar bisa dikembalikan sebagaimana fungsinya, namun di sisi lain PKL, tukang parkir, pengusaha atau pemilik toko juga tetap bisa mencari nafkah tanpa mengganggu kenyamanan pejalan kaki,” tandasnya.

Sehingga menurut dia, penataan dan penertiban dilakukan dengan pendekatan dan komunikasi, bukan dengan tindakan preventif.

”Kami berharap dengan munculnya rasa memiliki tersebut, maka masyarakat akan berperan aktif dalam menjaga kebersihan trotoar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya