SOLOPOS.COM - ilustrasi (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kabar duka datang dari seorang kepala desa (Kades) di Karanganyar yang harus kehilangan putri kesayangannya, MG yang masih berusia 1,5 tahun.

Bocah malang asal Desa Pereng, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar meninggal dunia akibat gigitan ular.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Korban yang merupakan putri Kepala Desa (Kades) Pereng, Sriyanto ini digigit pada Selasa (15/3/2022) dan meninggal dunia Kamis (17/3/2022).

MG sempat mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Karanganyar dan RSUD dr Moewardi, Solo. Di rumah sakit ini MG langsung dirawat di ruang ICU selama satu malam. Namun sayang, kondisi MG tidak membaik dan akhirnya mengembuskan napas pada Kamis (17/3/2022) dan dimakamkan Jumat (18/3/2022).

Baca Juga: Digigit Ular Berbisa Jangan Dibawa ke Dukun, Exalos Sebut Itu Bahaya

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, dari berbagai sumber, Sabtu (19/3/2022), peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa siang sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu MG tengah bermain di dekat rak sepatu di teras rumahnya.

Diduga ia melihat seekor ular berwarna hijau berekor merah yang berada di rak sepatu tersebut. Diperkirakan, ular itu adalah ular Luwuk (trimeresurus insularis).

Lantas bagaimana ular ini bisa membunuh manusia?

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, ular trimeresurus insularis yang juga disebut Viper timur konon memiliki racun bisa yang tinggi dengan kandungan hemotoksin.

Baca Juga: Detik-Detik Putri Kades di Karanganyar Meninggal Digigit Ular

Trimeresurus insularis atau yang dijuluki ular berbibir putih adalah subspesies viper vit berbisa yang masuk dalam keluarga ular beludak. Mereka adalah pemangsa yang cukup agresif.

Ular jenis ini dapat ditemukan di beberapa wilayah di, mulai dari Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Pulau Komodo, hingga Flores. Selain di Indonesia, Trimeresurus Insularis juga bisa ditemukan di Timor Leste dan sebagian negara di Asia Tenggara dan Australia.

Mereka hidup di hutan-hutan tropis pada ketinggian 880 mdpl. Menempati semak belukar atau hutan bambu. Sering juga ditemukan di dekat-dekat sungai yang mengalir, bertengger di atas dahan pohon, atau vegetasi. Dalam beberapa kasus, Trimeresurus Insularis sering memasuki lingkungan penduduk untuk memangsa tikus atau kadal. Adapun makanan utamanya adalah hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, burung, dan mamalia.

Baca Juga: Mandi di Sungai Gung, 2 Bocah di Tegal Hanyut, 1 Belum Ketemu

Ular luwuk dewasa bisa tumbuh dengan panjang mencapai 93 cm. Mereka umumnya berwarna hijau atau kuning. Namun, khusus di Pulau Komodo, warnanya terbilang cukup unik dan langka, yakni biru langit.

Uniknya, perubahan warna pada Trimeresurus Insularis biru itu bersifat permanen. Artinya, warna biru pada tubuh Trimeresurus insularis tidak sementara, melainkan selamanya.

Sementara berdasarkan wikipedia, hemotoksin yang dikeluarkan oleh jenis ular ini ialah toksin yang memusnahkan sel darah merah, mengganggu pembekuan darah, hingga menyebabkan kerusakan organ tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya