SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Siswa SMAN 2 Kota Madiun yang mendapatkan nilai tertinggi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA 2019 se-Kota Madiun memiliki cita-cita menjadi  dokter.

Siswa bernama Sarono Gayuh Wilujeng itu sudah melewati satu tahap untuk mewujudkan cita-citanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Remaja asal Dusun Kedungdawung, Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, itu telah diterima sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Salah satu keinginannya masuk ke fakultas kedokteran karena merasa miris di desanya tidak ada dokter yang merawat masyarakat. Saat ada warga yang sakit harus pergi ke kota yang jaraknya 7 km.

“Saat kemarin ada pengumuman SNMPTN, saya ga menyangka lolos di Fakultas Kedokteran. Saya langsung sujud syukur,” ujarnya saat berbincang dengan Madiunpos.com, Kamis (16/6/2019).

Anak ketiga  pasangan Jaimin dan Dami ini memang memiliki keinginan kuat untuk meraih cita-citanya, meski berasal dari keluarga tidak mampu, Ayahnya Gayuh merupakan buruh tani. Sedangkan ibunya tidak bekerja. 

Kini Gayuh masih berusaha untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi supaya orang tuanya tidak terbebani biaya kuliahnya.

Bicara tentang prestasinya, Gayuh mengaku memiliki trik untuk mendapatkan nilai tertinggi saat UN. Remaja 18 tahun itu sebelum ujian justru mempelajari dan berlatih soal-soal yang digunakan untuk masuk perguruan tinggi.

Karena soal ujian masuk perguruan tinggi lebih sulit dibandingkan soal UN.

Remaja yang juga pemain teater itu juga memberikan tips supaya jangan belajar terlalu lama. Ia mengaku hanya membatasi jam belajar maksimal satu jam saja. Namun, belajar itu harus konsisten dan dilakukan setiap hari.

“Saya biasanya belajar setelah salat Tahajud sekitar jam 01.00 WIB. Kemudian dilanjut belajar sampai pukul 02.00 WIB. Setelah itu kembali tidur. Saya tidak pernah belajar lama,” ujarnya.

Menurut Gayuh, konsistensi waktu belajar itu justru yang membuatnya semakin paham dan mudah mengerti.

Dari orang tuanya terutama sang ayah, Gayuh mendapatkan petuah-petuah yang menjadi pelecut untuk terus belajar. Orang tuanya tidak berhenti-henti menyemangatinya untuk belajar.

“Semangat dari orang tua juga menjadi salah satu penyemangat saya dalam belajar,” kata Gayuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya