SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Trigana Air hilang pada Minggu (16/8/2015) dan ditemukan dalam keadaan hancur.

Solopos.com, JAYAPURA — Proses evakuasi korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, terhambat cuaca buruk, Rabu (19/8/2015) pagi.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Mengingat cuaca tak mendukung, Kabasarnas FHB Soelistyo, menjelaskan alternatif darat menjadi salah satu jalur evakuasi yang memungkinkan.

“Cuaca pagi ini kurang bersahabat. Sekarang ada tiga alternatif [proses evakuasi], dua alternatif lewat udara, satu lewat darat,” ujar Soelistyo sebagaimana dilansir Detik, Rabu pagi.

“Kalau cuaca tidak bersahabat tetap, alternatif akan lewat darat,” lanjut Soelistyo.

Namun begitu, menurut Soelistyo, apabila pada siang hari nanti cuaca membaik, proses evakuasi akan ditempuh lewat jalur darat dan udara.

“Kalau siang cuaca membaik, darat dan udara akan dilakukan bersama-sama,” tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Basarnas Jayapura belum bisa menentukan cara yang akan ditempuh untuk proses evakuasi. Sejumlah faktor dipertimbangkan untuk proses evakuasi yang lebih efektif.

“Belum tahu. Banyak faktor juga, seperti faktor cuaca, jumlah korban, fasilitas dengan situasi,” ujar  Kepala Kantor SAR Jayapura, Ludi Yanto, Rabu pagi.

“Jadi belum tahu lewat mana,” lanjut Ludi.

Sementara itu, terkait persiapan evakuasi korban Trigana Air, pihak Pemerintah Provinsi Papua telah menyiapkan 24 ambulans.

“Pada Selasa malam, kami sudah siagakan 24 mobil ambulans keliling di Bandara Sentani untuk mengevakuasi jenazah korban pesawat Trigana,” kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg. Aloysius Giyai, di Jayapura, sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara, Rabu.

Aloysius mengatakan, 24 ambulans itu dikoordinir langsung oleh tim pusat krisis (crisis center) Dinas Kesehatan Papua.

Ambulans yang disiapkan Dinas Kesehatan Papua itu diambil dari berbagai rumah sakit yang ada di Jayapura. Di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura tiga ambulans, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah lima mobil ambulans, dan dari rumah sakit swasta di Jayapura,” ujar Aloysius.

Selain itu, RS Bhayakara Jayapura dan Basarnas juga menyiapkan ambulans, sehingga jumlah totalnya 24 unit.

“Saya punya staf dalam tim crisis center yang telah siap 24 jam di Bandara Sentani untuk evakuasi korban, dan mereka rutin memberikan informasi terkini menyangkut kondisi korban ke saya selaku Kepala Dinas Kesehatan Papua,” ujar Aloysius.

Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura ini menambahkan, peralatan kesehatan penunjang lainnya untuk evakuasi korban juga sudah siap dan aman.

Sebelumnya, pada Selasa (18/8/2015) kemarin, tim search and rescue (SAR) telah menemukan 54 korban Trigana Air dalam kondisi tidak utuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya