SOLOPOS.COM - Sejumlah karangan bunga diletakkan di depan Kantor Pusat Trigana Air Service, Jakarta, Selasa (18/8/2015). Trigana Air dinyatakan hilang kontak pada Minggu (16/8/2015) sore dan ditemukan hancur setelah menabrak Gunung Tangok di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Trigana Air hilang dan ditemukan hancur di Papua.

Solopos.com, JAYAPURA – Sebanyak 48 sampel DNA korban pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 yang jatuh di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, berhasil diidentifikasi.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Ketua Tim DVI Polda Papua dr. Ramon Amiman, di Jayapura, Rabu (19/8/2015), mengatakan 48 sampel DNA ini diambil di Jayapura oleh petugas posko di Rumah Sakit Bhayangkara.

“Petugas kami di Oksibil juga sudah melakukan identifikasi 21 sampel DNA sehingga nantinya akan dicocokkan dengan sampel di Jayapura,” kata dia.

Menurut Ramon, persiapan baik tempat maupun tenaga sudah siap, namun di Oksibil belum memungkinkan untuk dilakukan evakuasi.

“Nantinya jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat akan dibawa ke Oksibil untuk dilakukan pemeriksaan dan selanjutnya akan diturunkan ke Jayapura,” ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya juga sudah menyiapkan tim dokter yang terdiri dari dua ahli forensik, enam dokter umum, satu ahli DNA, dua dokter gigi forensik, dan paramedis.

“Sedangkan untuk posko tim identifikasi, satu dibangun di bandara dan satu lainnya di Rumah Sakit Bhayangkara,” tambah dia.

Ramon menambahkan khusus untuk posko di Rumah Sakit Bhayangkara, dari 48 sampel DNA yang diambil, tinggal enam keluarga yang belum melaporkan diri.

Pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua.

Pesawat hilang saat hendak menempuh rute Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS), dimana pesawat lepas landas dari Bandara Sentani pukul 14.22 WIT, dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 WIT.

Penumpang dalam pesawat tersebut berjumlah 49 orang ditambah dengan lima kru pesawat dan semua dinyatakan meninggal dunia.

Sementara, Detik melaporkan proses evakuasi 54 jenazah korban jatuhnya Trigana Air terkendala hujan lebat.

“Kondisi lokasi dan Oksibil masih hujan lebat jadi saya akan sampaikan jumpa pers setelah dapat info tentang proses evakuasi,” ujar Deputi Basarnas Heronimus Guru dalam pesan singkat, Rabu.

Menurut Kabasarnas FHB Soelistyo, ada 3 alternatif untuk mengevakuasi para korban. 2 alternatif lewat udara, dan 1 alternatif lewat darat.

“Cuaca pagi ini kurang bersahabat. Sekarang ada 3 alternatif [proses evakuasi], 2 alternatif lewat udara, 1 lewat darat,” ujar Soelistyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya