SOLOPOS.COM - Foto karya penghobi fotografi asal Kota Solo, Dhiky Aditya. Foto tersebut menunjukkan foto asli (kiri) dan setelah diedit.

Tren fotografi yang berkembang menuntut fotografi harus jeli dalam mengedit foto. Jangan sampai editnya malah merusak esensi foto.

Solopos.com, SOLO–Jepretan foto instan terkadang membutuhkan editing supaya hasilnya lebih maksimal. Namun, mengedit foto juga ada aturan mainnya. Jangan sampai fotonya malah rusak karena editing berlebihan. Sayang, kan?

Aplikasi atau perangkat lunak yang kerap digunakan untuk mengedit foto di komputer atau laptop, di antaranya adalah Photoshop, Lightroom, Pixl Editor, atau ACDSee Photo Editor. Sedangkan aplikasi editing di telepon pintar yang banyak dikenal, antara lain VSCOCam, Afterlight, Camera360, dan Snapseed.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keberadaan aplikasi tersebut memudahkan Youngers mengeliminasi objek yang tak diinginkan atau justru menambah filter sehingga gambar semakin cantik. Kendati begitu, terlalu banyak mengubah hasil foto tak selalu menghasilkan foto yang makin bagus pula. Editing yang berlebih bisa membuat foto yang kamu jepret terkesan tak alami.

Penghobi fotografi asal Kota Solo, Dhiky Aditya, mengatakan editing yang berlebih hingga membuat foto tak tampak alami biasanya dilakukan untuk tujuan tertentu. “Foto yang diedit hingga membuat foto tersebut tampak seperti hasil olahan digital biasanya digunakan untuk advertising. Jenis fotonya bisa lanskap atau foto model,” kata dia, saat berbincang dengan The Young, Selasa (8/7/2015).

Dhiky mengatakan editing dilakukan sesuai kebutuhan post processing. Apakah foto tersebut bakal digunakan untuk advertising, lomba, atau sekadar hobi. Editing ringan yang dilakukan pada sebuah foto juga dikenal dengan sebutan retouch. “Retouch pada foto model misalnya, ditekankan pada warna kulit, kehalusan warna, atau detail. Sedangkan retouch pada lanskap biasanya mengubah contrast, brightness, saturation, atau tone,” jelas pemilik website lensasemutireng.com tersebut.

Foto lanskap membutuhkan editing karena si pemotret tidak memaksimalkan alat. Misalnya, foto lanskap sunset atau sunrise yang selalu menghasilkan foto siluet jika dilakukan tanpa memakai filter. Penumpukkan gambar atau layering saat mengolah foto tersebut di komputer menjadi solusi agar foto tampak terang seluruhnya (tanpa siluet).

Selain itu, editing juga berfungsi menonjolkan foreground, background, atau objek-objek kecil yang menjadi pelengkap foto lanskap. Foto lanskap yang dihasilkan setelah proses editing tentu harus senatural mungkin karena tujuannya menampilkan apa yang disaksikan mata saat itu,” papar Dhiky.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan editing penuh yang bertujuan menghasilkan digital image. Digital imaging tak memiliki batasan dan cenderung mengubah seluruh detail foto. “Digital imaging tergantung kreativitas si empunya foto dan kebutuhan. Editing-nya lebih ekstrem karena bisa saja objek manusia di dalam foto tampak seperti boneka atau surreal,” ungkap pemilik akun Instagram @dhikymotret itu.

Maksimalkan Alat

Penghobi fotografi lain, Misbahol Munir atau yang akrab disapa O’ong, selalu meminimalkan proses editing. Saat hendak memotret ia selalu memikirkan settingan kamera, lighting, konsep, hingga make up (pada foto model). “Mengecek seluruh elemen pemotretan, memaksimalkan alat, sehingga nantinya tak perlu terlalu banyak editing. Ini juga mempercepat kegiatan memotret. Kecuali memang sangat dibutuhkan,” kata dia, Rabu.

O’ong menyampaikan perkembangan aplikasi editing foto sangat pesat. Bahkan, saat ini perangkat lunak semacam plugin membantu proses editing menjadi makin mudah. Atas dasar itulah editing terbagi menjadi dua jenis, yakni editing natural dan digital image. “Semuanya punya tekanan masing-masing. Natural mungkin hanya pada brightness dan contrast. Sedangkan digital image menambahkan elemen-elemen yang dibutuhkan. Bisa juga mengombinasikan beberapa foto sehingga menghasilkan suatu karya yang menarik. Ciri editing natural adalah mempertahankan warna asli,” ujar pemilik website madourart.com tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya