SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono dan tim dari Dispertan PP Karanganyar melakukan vaksinasi PMK pada sapi, Jumat (1/7/2022). (Istimewa/Pemkab Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat peternak sapi di Karanganyar masih tiarap. Hingga kini, para peternak memilih enggan membeli sapi dari luar daerah. Jika membeli pun, peternak maunya membeli sapi yang sudah disuntik vaksin.

Ketua Kelompok Peternak Sapi Ngudi Makmur Jungke, Kecamatan Karanganyar, Mulyadi, mengatakan virus PMK yang menjangkit ternak sapi membuat peternak ketakutan. Para peternak di masing-masing kelompok bahkan melakukan screening ketat keluar masuk sapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita sudah sepakat tidak menambah atau membeli sapi. Kalaupun beli sapi yang dibeli sudah divaksin. Kami masih ketakutan membeli sapi dari luar,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (10/8/2022).

Ia mengaku tidak ingin kecolongan membeli sapi yang terserang PMK lalu menyebarkan penyakit itu ke sapi-sapi lain di kelompoknya. Meski demikian, Mulyadi mengakui masih ada peternak dari kelompok lain yang nekat membeli sapi dari luar daerah. Belakangan, sapi tersebut justru membawa petaka dengan menyebarkan virus PMK ke ternak lain.

Baca Juga: Kamis, Disnakkan Sragen Gelar Vaksinasi PMK di Eks Kawedanan Gondang

Selain melakukan screening ketat, ia juga mengikutkan program vaksinasi PMK bagi ternak sapi di kelompoknya. Untuk saat ini ternak sapi di kelompoknya sudah mendapatkan dua kali suntikan.

“Kami sepakat sapi sudah divaksin PMK,” katanya.

Mulyadi menambahkan wabah PMK sampai saat ini masih memberi ketakuan di kalangan peternak dan juga blantik. Mereka khawatir menjual sapi-sapi nya di pasar hewan. Para blantik memilih tak mengeluarkan sapi dari kandang.

“Blantik ini trauma dan takut juga kalau sapi dibawa ke pasar hewan. Takut pulang tertular dan alami kerugian,” katanya.

Baca Juga: Karanganyar Imbau Peternak Jaga Kebersihan Kandang Babi, Ini Tujuannya

Peternak mendukung langkah Pemkab Karanganyar yang belum membuka pasar hewan. Pasar hewan dibuka jika kasus PMK sudah bisa tertangani sepenuhnya. Apalagi kini kasus PMK diduga mulai menyerang hewan ternak babi.

Sebelumnya Kepala Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagnakerkop dan UKM) Karanganyar, Martadi mengatakan masih akan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan (Dispertan PP) untuk menentukan nasib pasar hewan.

Pembukaan pasar hewan juga menunggu instruksi lebih lanjut dari Bupati Karanganyar Juliyatmono. “Sejauh ini belum ada instruksi untuk dibuka. Sementara masih ditutup,” kata Martadi.

Martadi mengatakan koordinasi dengan dinas terkait diperlukan sebelum membuka pasar hewan. Koordinasi mengenai penyebaran dan bagaimana potensi kasus PMK apabila pasar hewan dibuka ke depannya. Sebab penutupan pasar hewan saat itu untuk menekan penyebaran kasus PMK.

Baca Juga: Pasar Hewan di Karanganyar Belum Dibuka Meski Kasus PMK Turun

Di Karanganyar penjualan hewan ternak ada di Karangpandan dan Jambangan, Kecamatan Mojogedang. Di lokasi itu Pemkab telah memasang spanduk penutupan sementara pasar hewan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya