SOLOPOS.COM - ilustrasi (Istimewa)

Solopos.com, SOLO--Sejumlah pedagang buku di kawasan belakang Sriwedari mengingikan adanya alat pemadam api pasca tragedi kebakaran pada 31 Juli 2013 lalu. Para pedagang mengaku trauma terhadap api yang menghanguskan kios bukunya yang telah berdiri sejak puluhan tahun lalu.

Salah seorang pedagang buku, Parwoto, 53, saat ditemui solopos.com, di kiosnya yang beberapa waktu lalu terbakar, Selasa (29/10/2013), mengatakan sejak dibangunnya kios busri tersebut pada 1987 silam, belum terpikirkan sama sekali mengenai pentingnya alat pemadam api.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pedagang buku lainnya, Adi mengharapkan adanya alat pemadam api setelah kiosnya selesai direnovasi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Selama ini kok enggak nggagas [memperhatikan] sama sekali kalau sebenarnya kios-kios ini sangat butuh alat pemadam api. Soalnya barang yang dijual di sini mudah terbakar dan api cepat menjalar. Kalau sudah terjadi kayak gini baru sadar,” papar Parwoto.

Menurut informasi yang ia peroleh, 22 kios yang terbakar akan mulai direnovasi pada Rabu, (29/10). Untuk itu, ia dan para pedagang lainnya meminta agar disediakannya alat pemadam api di beberapa titik agar kejadian itu tidak terulangi.

“Ya untuk mengantisipasi, kalau ada api bisa langsung dipadamkan oleh para pedagang,” ujarnya.
Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Widdi Srihanto kepada solopos.com mengatakan pihaknya telah mengupayakan alat pemadam api tersebut.
Rencananya akan ditempatkan di empat titik strategis di deretan sepanjang kios buku.

“Kami akan menyediakan empat alat pemadam api, tapi jenisnya kami juga belum tahu,” ungkapnya.
Kepada Bidang Pemadam Kebakaran Solo, Eko Nugroho menyampaikan lokasi kios buku di belakang Sriwedari pantasnya diberi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis serbuk. Karena, APAR serbuk sifatnya tidak membasahi bahan-bahan dari bahan kertas.

“Kalau jenis foam (busa) akan sifatnya membasahi, kalau pemadaman dengan serbuk nanti yang luar cuma debu saja, jadi bisa dibersihkan,” paparnya.
Dirobohkan total
Mengenai renovasi kios, Widdi mengatakan sudah ada pihak yang akan menggarap 22 kios itu. Rencananya, kios-kios itu akan dirobohkan total dan kembali dibangun ulang kembali.

“Menurut filosofi orang jawa itu, kalau bangunan yang bekas terbakar itu harus dirobohkan dulu, baru di bangun lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan 22 kios itu memakan waktu sekitar 45 hari dihitung sejak Rabu, (29/10/2013).

Rencananya akan rampung pada pertengahan Desember tahun ini. Selanjutnya, kios-kios lainnya juga akan dibangun serupa dengan kios yang terbakar pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya