SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) tinggal menunggu usulan penetapan lokasi (penlok) tol Solo-Jogja. Proyek tol Solo-Jogja ditargetkan bisa dimulai pada 2020.

Sekda Pemprov Jateng, Sri Puryono, mengatakan pembahasan rencana proyek tol Solo-Jogja sudah dilakukan. Ada sejumlah usulan yang disampaikan ke tim dari Kemen PUPR serta disetujui.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu usulan yakni menggeser rencana ruas tol Solo-Jogja yang berdekatan dengan sumber mata air. Sebelumnya, Pemkab Klaten meminta agar tol yang bakal dibangun di antara Umbul Geneng dan Umbul Lanang di Kecamatan Kebonarum bisa digeser.

Pergeseran itu dilakukan menyusul aturan garis soal garis sempadan mata air yakni minimal radius 200 meter dari pusat keluarnya air.

Sementara, jarak kedua umbul hanya sekitar 200 meter. Alasan lain yakni pembangunan jalan tol bakal memengaruhi debit air kedua umbul yang dimanfaatkan PDAM Tirta Merapi Klaten untuk melayani air bersih ke 20.000 pelanggan.

“Trase sudah diperbaiki. Yang semula berdekatan dengan sumber mata air sudah dibelokkan. Soal exit tol dan rest area sudah ada revisi. Ya ditunggu lah usulan penlok,” kata Sri Puryono saat ditemui wartawan di Alun-alun Klaten, Minggu (28/7/2019).

Sri Puryono berharap usulan penlok dari Kemen PUPR segera diterima pemprov. Setelah usulan diterima, gubernur menelaah dan menetapkan.

“Setelah ditetapkan, disosialisikan, kemudian ganti rugi lahan. Pada 2020 proyek bisa bisa berjalan. Pada 2021 sudah bisa untuk tol,” jelas dia.

Disinggung banyak sawah di Klaten bakal tergusur tol Solo-Jogja, Sri Puryono menegaskan ada penggantian untuk sawah lestari yang tergusur tol.

“Ada cadangan lahan yang bisa dijadikan sawah lestari. Itu tidak mengganggu ketahanan pangan. Semuanya sudah dihitung,” jelas dia.

Sri Puryono berpesan agar Pemkab Klaten bisa mengambil peran keberadaan tol Solo-Jogja. Dia berharap Klaten tak hanya menjadi daerah lintasan jalan bebas hambatan tersebut.

“Di exit tol atau rest area, Klaten harus mengambil peran. Supaya masyarakat betul-betul diberdayakan di UMKM atau industri rumah tangganya,” urai dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan rencana pembangunan tol Solo-Jogja tersebut muncul bersamaan dengan rencana pemkab merevisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Pembahasan Perda RTRW bakal disesuaikan dengan keberadaan tol Solo-Jogja.

“Nanti disesuaikan dan lokasi-lokasi di sekitar jalan tol di sisi kanan dan kiri bisa dikembangkan menjadi wisata, membangun kota mandiri, dan menyiapkan untuk UMKM Klaten,” urai dia.

Klaten menjadi salah satu kabupaten yang bakal dilintasi proyek tol Solo-Jogja. Luas lahan di Klaten yang masuk dalam rencana terdampak tol sekitar 608 ha. Dari luasan itu, sekitar 73,91 persen atau 449 ha berupa sawah.

Sementara, pintu keluar tol atau exit tol bakal berada di tiga wilayah yakni Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo, Desa/Kecamatan Ngawen, serta desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya