SOLOPOS.COM - Suasana keberangkatan calon penumpang bus di Terminal Giri Adi Pura, Wonogiri. (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Transportasi Wonogiri, Organda minta bus yang menyalahi trayek ditertibkan.

Solopos.com, WONOGIRI — Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Wonogiri meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menertibkan armada bus dari luar Wonogiri yang menyalahi trayek.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Organda Wonogiri, Edy Poerwanto, berujar beberapa unit bus dari perusahaan otobus (PO) yang berasal dari luar Wonogiri menyalahi trayek.

“Ada beberapa PO yang menyalahi trayek. Misalkan ada salah satu PO yang mempunyai 30 armada yang bertrayek Wonogiri. Ya harusnya cuma ada 15 armada yang datang. Jangan 30 armada diturunkan semua,” kata dia kepada wartawan di Kompleks Setda Wonogiri, Kamis (2/2/2017).

Edy mengatakan hal itu membuat anggota DPC Organda Wonogiri menjadi resah. Edy melanjutkan keresahan itu terjadi selama bertahun-tahun sejak bus-bus dari luar Wonogiri menyerbu Wonogiri.

“Apalagi Pemda DKI Jakarta sekarang meluncurkan aturan baru yakni semua bus yang dari Jateng dan DIY hanya boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di Terminal Pulogebang. Itu semakin membuat kondisi kami semakin kritis,” sambungnya.

Dia juga memberikan contoh kepada Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, ada lima bus yang tidak bertrayek Wonogiri namun mengambil dan menurunkan penumpang di Terminal Ngadirojo.

“Kami ingin PO yang berasal dari luar Wonogiri tidak seenaknya sendiri di sini. Misalkan mereka punya 100 armada namun hanya memiliki 30 trayek Wonogiri, jangan menerjunkan seluruh armadanya ke Wonogiri,” kata dia.

Edy menambahkan PO yang ada di Wonogiri tersisa 22 orang. Padahal beberapa tahun yang lalu jumlahnya mencapai 29 orang.

Terpisah, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, bertutur Pemkab akan membuat kebijakan ihwal penertiban armada bus yang menyalahi trayek. “Apabila ada bus yang beroperasi tidak sesuai trayeknya, maka saya minta untuk segera dilengkapi [perizinannya],” kata dia.

Bupati menambahkan kebijakan tersebut dibuat berdasarkan pertemuan dengan pengusaha bus dari luar Wonogiri, pengusaha bus dari Wonogiri, dan Organda Wonogiri di Ruang Girimanik Kompleks Setda Wonogiri, Kamis.

“Organda mengatakan ada sekitar 40% armada bus yang beroperasi tapi izin. Ini kan sesuatu yang memprihatinkan. Maka pemerintah harus tegas. Tegas tapi tidak diskriminatif.  Kami mengatakan kepada Organda Wonogiri kalau mereka melakukan hal yang sama, kebijakan tersebut juga berlaku bagi mereka,” sambungnya.

Ihwal lima bus yang kedapatan tidak bertrayek Wonogiri namun beroperasi di Terminal Ngadirojo, Bupati mengatakan akan mengandangkan kelima bus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya