SOLOPOS.COM - Pekerja memperbaiki mesin bus di garasi Bus Tunggal Daya di Ngadirojo, Wonogiri, Kamis (25/8/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Transportasi Wonogiri perusahaan otobus saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan.

Solopos.com, WONOGIRI – Dua orang mekanik mengotak-atik mesin Bus Tunggal Daya yang terparkir di garasi bus tersebut di Ngadirojo, Wonogiri, Kamis (25/8/2016). Kulit wajah, tangan, dan leher mereka mengkilap penuh keringat. Pakaian mereka kotor dan berbau oli. Di garasi bagian depan itu lebih dari lima unit bus terparkir. Ada yang kondisinya bagus, tapi ada juga yang sudah tak terurus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bus yang bagus dan siap beroperasi menunggu giliran keluar garasi, menembus jalanan menjemput para penumpang. Bus yang terlihat lusuh sudah tak dioperasikan lagi. Bagian demi bagian onderdilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki bus lain.

Di garasi bagian dalam lebih dari 10 unit Bus Tunggal Daya terparkir. Banyak dari bus-bus itu kondisinya bagus. Menurut para pekerja meski kondisinya prima tetapi bus tak memungkinkan dioperasikan di jalan. “Sekarang jarang dapat penumpang, sepi. Sebelumnya 15 bus [Tunggal Daya] bisa keluar [beroperasi] setiap hari. Sekarang empat bus bisa keluar saja sudah bagus,” ujar salah satu lelaki di garasi.

Sementara itu, di jalan raya Wonogiri-Purwantoro tak jauh dari garasi, bus mentereng seperti Agramas, Laju Prima, dan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dari luar Wonogiri lainnya melintas silih berganti. Dari luar terlihat kursi bus-bus jurusan Jakarta-Wonogiri dan sebaliknya itu terisi banyak penumpang.

Para pengusaha bus di Wonogiri saat ini sedang memperjuangkan nasib. Mereka tak mau usaha yang dirintis sejak puluhan tahun mati begitu saja. Sebab, ada ribuan orang yang menggantungkan hidup di usaha itu. Kondisi sulit itu terjadi sejak bus AKAP dari luar daerah leluasa masuk Wonogiri. Bus-bus itu dinilai telah merebut penumpang yang selama ini menjadi nyawa perusahaan bus lokal Wonogiri.

Menyikapi hal itu para pengusaha pemilik Bus Tunggal Daya, Tunggal Dara, Tunggal Dara Putera, GMS, Ismo, Gunung Mulia, Sari Giri, dan Al Amin bersama Ketua DPC Organda Wonogiri, Edi Purwanto, berembug di sebuah rumah makan di Wonogiri, Kamis. Seusai pertemuan Edi menyampaikan Organda dan para pengusaha angkutan umum bus AKAP Wonogiri yang tergabung dalam Paguyuban Giri Ngesti Utomo sepakat untuk menemui Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. Para pengusaha akan meminta Pemkab segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah genting ini. Jika tidak, seluruh usaha bus lokal benar-benar bisa mati.

“Dulu 120-140 bus Wonogiri bisa diberangkatkan setiap hari. Seiring berjalannya waktu load factor [jumlah penumpang] semakin turun. Sehingga para pengusaha mengurangi jumlah pemberangkatan untuk mengurai cost operasional. Di tengah upaya bertahan itu bus-bus dari luar milik pengusaha kapitalis masuk tanpa kendali. Mereka menekan kami agar kami mati. Pemkab harus menertibkan mereka,” ucap Edi.

Menurut dia Pemkab belum merespons kondisi ini. Padahal, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak tiga hingga empat tahun lalu. Seharusnya Pemkab memproteksi usaha bus lokal dengan melarang bus dari luar masuk hingga kota kecamatan seperti yang terjadi saat ini. Selain itu Pemkab semestinya juga mengecek izin trayek mereka.

“Bus dari luar masuk ke Wonogiri karena pengelolanya merasa sudah mendapat izin dari Dirjen Perhubungan. Tapi yang jadi masalah izin itu harusnya atas persetujuan daerah dan Organda juga dimintai pendapat. Selama ini tidak ada komunikasi apa pun, tahu-tahu bus-bus dari luar membombardir masuk. Padahal, jumlah bus lokal sudah memadai untuk mengangkut penumpang Wonogiri, tidak perlu lagi bus dari luar. Daerah bisa menolak kehadiran mereka,” imbuh Edi.

Pemilik PT Tunggal Daya Dwipa perusahaan yang mengelola Bus Tunggal Daya, Sutardi, mengatakan Pemkab tidak boleh alpa dalam mengatasi kondisi sulit ini. Tapi kenyataannya hal itu yang terjadi. Terpisah, otoritas Dishubkominfo Wonogiri tidak bisa ditemui untuk dimintai konfirmasi. Pegawai kantor tersebut menginformasikan para pimpinan mendampingi tim penilai Lomba Wahana Tata Nugraha.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya