SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan umum perkotaan (Dok/JIBI/Solopos)

Transportasi umum berupa angkutan umum di Klaten hanya tersisa 86 unit.

Solopos.com, KLATEN — Jumlah angkutan umum yang beroperasi di Klaten saat ini tersisa 86 unit, padahal pada pendataan 2014 tercatat 111 unit angkutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Angka tersebut  berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Klaten. Angkutan umum yang dimaksud yakni angkutan perkotaan serta angkutan perdesaan.

“Yang beroperasi sekitar 60% saja. Bahkan sebelumnya yang beroperasi mencapai 200 unit. Memang terus turun,” jelas Ketua Organda Klaten, Agus Supriyanto, Jumat (13/2/2015).

Penurunan jumlah angkutan umum yang beroperasi merupakan dampak menurunnya jumlah penumpang. Selain kemudahan warga memiliki kendaraan pribadi, semakin mudahnya berkomunikasi melalui ponsel juga berimbas pada terpuruknya kondisi angkutan umum akibat ditinggalkan pelanggan.

“Bukan hanya kepemilikan kendaraan pribadi, ponsel juga berpengaruh. Selain itu, kenaikan harga BBM [bahan bakar minyak] yang berdampak pada kenaikan tarif membuat penumpang semakin berkurang. Sementara, ketika ada penurunan harga BBM dan tarif tidak dibarengi dengan turunnya harga suku cadang,” ungkapnya.

Tak hanya mengalami penurunan jumlah, angkutan umum yang saat ini masih beroperasi juga diketahui sudah melewati batas umur atau harus mengalami peremajaan. Agus tak menampik terdapat ada angkutan umum merupakan kendaraan yang diproduksi sebelum 1990.

“Soal peremajaan kemarin kami mendapat surat keputusan dari pusat yang memberi toleransi angkutan umum keluaran 1990-an masih bisa beroperasi. Tetapi memang kondisi saat ini ada yang masih beroperasi keluaran sebelum itu,” terangnya.

Libatkan Pengusaha
Terkait wacana pengembangan mass rapid transport (MRT) atau angkutan massal di Klaten yang saat ini masih dalam tahap kajian, Agus menjelaskan Organda mendukung selama para pengusaha angkutan umum dilibatkan.

“Selama pengusaha di Klaten dilibatkan, kami sangat mendukung. Kami berharap dengan Dinas Perhubungan [Dishub] untuk mengembalikan kondisi transportasi umum di Klaten,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kabid Angkutan Dishub Klaten, Joko Suwanto, menjelaskan salah satu faktor penurunan jumlah angkutan umum lantaran kemudahan berkomunikasi melalui ponsel. “Kalau saat ini tinggal telepon saja sudah dijemput,” urai dia.

Terkait pengembangan MRT yang diarahkan menggunakan bus sebagai angkutan massal, pada 2015 memasuki tahap kajian akademik guna menentukan kelembagaan pengelola MRT. Dalam pengembangan angkutan massal itu, Dishub berjanji menggandeng Organda.

“Sebelum itu benar-benar direalisasikan, tentu kami tawarkan dulu ke teman-teman [Organda]. Yang jelas pengembangan ini melibatkan banyak pihak,” katanya terkait transportasi umum di Klaten.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya