SOLOPOS.COM - Ratusan massa gabungan tukang becak dan ojek pangkalan berdemo menolak ojek online, Kamis (29/12/2016). (Indah Septiyaning W./JIBI/Solopos)

Transportasi resmi dinilai sudah saatnya memanfaatkan aplikasi.

Solopos.com, SOLO — Transportasi publik berbasis aplikasi merupakan kebutuhan masyarakat yang tidak bisa dibendung. Transportasi umum resmi harus bisa memanfaatkan momen ini supaya tidak ditinggalkan konsumennya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, mengatakan makin banyak masyarakat yang menggunakan jasa transportasi berbasis aplikasi ini karena murah dan praktis. Tidak bisa dipungkiri, aplikasi ini sangat dibutuhkan. Namun perlu ada pengaturan supaya tidak merugikan masyarakat dan pengusaha transportasi yang telah eksis.

Menurut dia, ojek tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan untuk menjadi transportasi umum, baik konvensional maupun online. Oleh karena itu, pemerintah daerah (pemda) harus mengatur supaya tidak menjadi masalah.

“Aplikasi merupakan kebutuhan sehingga pengusaha transportasi umum harus bisa memanfaatkan untuk menarik pasar yang lebih besar,” ungkap Djoko kepada Solopos.com, Jumat (30/12/2016).

Oleh karena itu, dia pun mengapresiasi langkah Pemkot Solo mewajibkan taksi memiliki aplikasi pemesanan. Manager Kosti Solo, Suyanto, mengatakan sejak diluncurkan November, aplikasi Kosti Solo sudah diunduh sekitar 1.500 pelanggan. Pemesanan dalam jaringan (daring) ini juga terus disempurnakan supaya makin mudah digunakan.

Dia menyampaikan pelanggan kebanyakan adalah anak muda sehingga dengan adanya penyempurnaan aplikasi ini, pasar pengguna aplikasi semakin lebar. Apalagi aplikasi ini juga menjadi alternatif apabila jalur konvensional (telepon ke kantor) sedang sibuk mengingat dalam sehari ada pesanan sekitar 2.500 pelanggan.

“Pemesanan melalui aplikasi baru sekitar 100-an per hari dengan tingkat pertumbuhan minimal 5% dalam sehari. Kami optimistis aplikasi ini akan semakin diterima masyarakat di tahun depan karena praktis, tidak hanya cara pesan tapi juga memilih jenis kendaraan [sedan atau MPV],” ujar Suyanto secara terpisah.

Selain penyempurnaan aplikasi, Kosti Solo juga akan menyediakan gadget khusus tiap unit karena dari 230 unit taksi baru 150 taksi yang melayani pemesanan online dan merupakan gawai milik sopir. Oleh karena itu, ke depan, perusahaan taksi ini akan menggandeng brand ternama untuk pengadaan device dan provider internet supaya layanan lebih maksimal.

Direktur PT Sekar Gelora Taksi, Meddy Sulistyanto, mengatakan pemesanan melalui aplikasi, G-Line, sekitar 200-300 order/hari. Dia mengaku belum ada target besar untuk pemesanan melalui aplikasi ini. Apalagi ada sekitar 30% sopir dari 300 orang yang gagap teknologi (gaptek) sehingga belum bisa melayani pemesanan dengan aplikasi.

“Kami optimistis G-Line makin diterima masyarakat dan penggunaan akan terus meningkat. Oleh karena itu, aplikasi akan terus disempurnakan dan driver akan terus dilatih supaya layanan maksimal,” kata dia. (Asiska Riviyastuti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya