SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkudes di Sukoharjo (JIBI/Solopos/Hanifah Kusumastuti)

Transportasi umum angkudes di Sukoharjo kian sepi menumpang.

Solopos.com, SUKOHARJO – Puluhan transportasi umum angkudesn perdesaan (angkudes) terparkir di dalam terminal pasar Ir. Soekarno Sukoharjo, Rabu (25/2/2015). Ketika Solopos.com menyambangi terminal, terlihat beberapa sopir saling bercengkrama di dekat angkudes, lainnya memilih untuk minum maupun makan di warung kecil terminal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain dipenuhi dengan angkudes transportasi umum, terminal ini juga dijadikan tempat berjualan pedagang bunga tabur yang duduk di lantai dekat tangga. Ada pula pedagang buah rambutan yang turut memadati terminal. Sesekali mereka menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang lewat.

Ekspedisi Mudik 2024

Dari puluhan angkudes yang terparkir, hanya ada tiga angkudes yang berisi penumpang. Jumlah penumpangnya pun tidak banyak, hanya sekitar dua sampai empat orang. Sambil menunggu sopir datang, beberapa penumpang terlihat sibuk mengipasi wajahnya dengan kertas. Menurut salah satu sopir, Waluyo, 55, jumlah penumpang terus berkurang sejak 2010. Masyarakat kini lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor atau taksi dibandingkan naik angkudes.

Sukoharjo memiliki 14 jurusan angkudes, namun kini jumlahnya sudah berkurang. Angkudes di jalur 2 dengan jurusan Sukoharjo-Pasar Cuplik-Bulakan, jalur 8 dengan jurusan Sukoharjo-Ringin-Mandan-Plepuh-Nguter, jalur 1B dengan jurusan Sukoharjo-Bekonang, dan jalur 10 dengan jurusan Sukoharjo-Nguter-Lawu, sudah tidak lagi beroperasi sejak dua atau tiga tahun terakhir. Penumpang yang terus berkurang membuat sopir terpaksa merogoh kocek untuk menambah uang setoran. “Entah hari libur atau hari biasa, tetap sama. Tetap sepi penumpang,” ungkap Waluyo.

Berbagai upaya telah dilakukan sopir angkudes, baik menyampaikan keluhan ke anggota dewan maupun ke pemkab. Namun sampai berita ini diturunkan, belum ada tindakan lebih lanjut dari pemkab untuk mengatasi keluhan mereka. Sopir lain, Mudodo, 47, mengatakan, “Kami menginginkan perhatian dari pemkab untuk menunjang kesejahteraan kami”

Terminal ini juga memiliki berbagai fasilitas umum seperti toilet dan musala. Ketika Solopos.com memasuki toilet, ada banyak coretan spidol di temboknya. Keran didalam toilet pun harus ditekan dengan keras terlebih dahulu agar airnya bisa mati. Tak hanya itu, saluran di toilet juga mengalami mampat. Salah seorang penjaga toilet, Tri Nugroho, 26, mengatakan, “enggak hanya keran di toilet, keran di tempat wudu juga kadang macet.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya