SOLOPOS.COM - Aplikasi Android Go-Jek (istimewa)

Transportasi Solo terkait ojek online Pemkot diminta tidak ambivalen.

Solopos.com, SOLO—Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo dinilai ambivalen dalam menyikapi fenomena ojek berbasis aplikasi online. Di satu sisi, Pemkot melarang operasional ojek online masuk Solo. Namun di sisi lain Pemkot justru membiarkan eksistensi moda tanpa ada upaya pengaturan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Wakil Ketua Komisi III, Sugeng Riyanto, meminta ketegasan Pemkot dalam menangani ojek online. Menurut Sugeng, ambivalensi kebijakan hanya akan membuat problem di lapangan semakin runyam.

Beberapa hari terakhir pengendara ojek pangkalan mulai terang-terangan menolak ojek online lewat pemasangan spanduk.

“Kalau terus dibiarkan bisa rawan benturan,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (27/6/2016).

Dia menegaskan Pemkot wajib memastikan semua moda transportasi publik tidak berdampak negatif bagi dinamika kota. Menurut Sugeng, ketiadaan regulasi untuk melarang ojek online mestinya tidak membuat Pemkot lepas tangan. Sugeng menilai Dishubkominfo dapat mengumpulkan pengendara ojek online dan ojek pangkalan untuk menyusun sejumlah kesepakatan. Perjanjian tersebut diharapkan dapat menjaga persaingan sehat antara penyedia jasa transportasi.

“Masyarakat juga tidak kehilangan haknya untuk mendapat kemudahan layanan transportasi publik. Kami lihat upaya ini belum dilakukan,” tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Ketua Komisi III, Honda Hendarto, menilai selama ini Dishubkominfo hanya beretorika dengan melarang ojek online masuk Solo. Menurut Honda, tak ada dasar hukum atau regulasi yang dapat menolak operasional ojek online di sebuah kota. Dia meminta Dishubkominfo berhenti beretorika karena justru dapat memicu konflik di lapangan.

“Masyarakat jangan terus-menerus dibodohi. Munculnya ojek online itu keniscayaan di tengah kemajuan teknologi. Mestinya pemerintah konsisten saja meningkatkan layanan transportasi umum yang lebih dulu ada,” ujarnya.

Di sisi lain, Honda mendorong pengendara ojek pangkalan berbenah agar dapat bersaing dengan moda lain. Menurut Honda, peningkatan pelayanan menjadi kunci sebuah moda dapat eksis di perkembangan zaman. Ojek pangkalan dinilai harus berani bersaing tarif dengan ojek online.

“Pelayanan juga ditingkatkan, jangan rebutan saat mencari penumpang. Optimalkan juga telepon genggam untuk bekerja. Kalau sudah nyaman, saya yakin pelanggan tidak akan lari.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya