SOLOPOS.COM - Armada angkutan kota (Angkuta) berhenti menunggu penumpang di kawasan Masjid Agung, Solo, Senin (19/10/2015). Sopir dan pengusaha angkuta menolak rencana trayek baru yang akan diterapkan Dishubkominfo Kota Solo. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, wacana perubahan trayek angkuta mendapat tanggapan dari sopir dan pengusaha.

Solopos.com, SOLO--Sopir dan pengusaha angkutan perkotaan (angkuta) di Solo meminta pemerintah melibatkan mereka sebelum resmi menetapkan trayek baru.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jalur baru yang digunakan tujuh koridor bus Batik Solo Trans tersebut dikhawatirkan rawan bersinggungan dengan rute mapan yang biasa dioperasikan angkuta.

Sebelumnya, Dishubkominfo Solo berencana membenahi sistem transportasi publik dengan menata ulang 10 trayek angkuta yang aktif beroperasi di Kota Bengawan. Moda transportasi ini ke depan bakal dijadikan angkutan pengumpan (feeder) dengan jatah rute jalur sekunder yang tidak bisa dijangkau bus.

Salah seorang sopir angkuta jurusan 06, Suwardi, mengatakan wacana tersebut hanya akan merugikan sopir dan pengusaha angkuta yang sebelumnya sudah mapan beroperasi. Ia khawatir ada beberapa jalur angkuta yang bakal dihapus saat BST Koridor III jurusan Banyuanyar-Solo Baru via Terminal Tirtonadi dan BST Koridor IV jurusan Terminal Kartasura-Palur via Terminal Tirtonadi, resmi diluncurkan.

“Jalur baru yang dibuat pemerintah ini nanti pasti banyak bersinggungan dengan sopir angkuta sebelumnya. Padahal jalur baru yang dipakai BST Koridor III dan IV itu yang merintis angkuta. Masak kami yang merintis justu digusur,” keluhnya ketika ditemui Solopos.com di Terminal Angkuta Kadipiro, Selasa (20/10/2015) siang.

Koordinator Paguyuban Angkuta Jurusan 06 Solo, Triyanto Klenteng, mengungkapkan belajar dari pengalaman pihaknya sudah pernah merasakan dampak pemilihan trayek yang tidak pas hanya akan merugikan sopir dan pengusaha angkuta.

“Rute angkuta 05 dan 010 yang dibuka 1997 lalu sudah tutup karena tidak jeli memilih jalur. Membuka rute baru di tengah kondisi BBM mahal dan kredit kepemilikan motor semakin mudah ini jadi tidak gampang. Kami sudah pernah merasakan sendiri. Risikonya minim penumpang dan trayek gagal,” ujarnya.

Triyanto mengemukakan salah satu rute yang wajib dijangkau angkuta harus melalui sejumlah titik strategis seperti sekolah, pasar, terminal, stasiun, dan tempat wisata.

“Kalau rute strategis sudah dipakai BST semua, kami bakal tidak kebagian penumpang,” katanya.

Meski tetap mengajukan keberatan secara tertulis terkait penataan trayek angkuta baru kepada pemangku kepentingan dan kalangan legislator, menurut Triyanto, sopir dan pengusaha angkuta di Solo masih membuka pintu dialog dengan Dishubkominfo.

“Sampai sekarang kami tidak diundang. Kalau pun diundang hanya satu perwakilan dari 10 trayek yang aktif. Kami minta segera diajak berembuk sebelum trayek baru ditetapkan. Paling tidak mengundang pengurus paguyuban, pengusaha, dan sopir dari masing-masing trayek. Demi kebaikan bersama,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Orang Dishubkominfo Solo, Taufiq Muhammad, mengatakan kajian final penentuan rute baru bagi BST dan angkuta sudah jadi. Pihaknya menyatakan bersedia mengundang sopir dan pengusaha angkuta untuk membahas trayek baru yang bakal ditetapkan.

“Kajian final rute sudah ada. Tapi kami belum menetapkan pastinya. Menunggu persetujuan semua pihak. Tidak lantas kami tetapkan sendiri tanpa persetujuan mereka. Kira-kira pekan depan kami kumpulkan semuanya,” janjinya.

Taufiq menjelaskan sopir dan pengusaha angkuta tidak perlu khawatir jalur baru yang dibuat pemerintah akan mematikan sumber penghidupan mereka.

“Tidak semua rute angkuta kami hapus. Hanya beberapa yang bersinggungan dengan BST. Kalaupun bersinggungan, nantinya masih ada tumpang tindih trayek BST-angkuta paling tidak 200 meter,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya