SOLOPOS.COM - Ilustrasi Mitra Gojek. (Go-ride.co.id)

Transportasi Solo, pengemudi Go-Jek membantah menyerobot penumpang.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pengemudi ojek berbasis aplikasi online dari perusahaan Go-Jek membantah telah mengambil penumpang di beberapa pangkalan ojek di Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, penyedia jasa angkutan orang memasang spanduk penolakan operasional Go-Jek di Solo. Di samping Stasiun Purwosari terbentang spanduk bertuliskan “Komunitas Transportasi Stasiun Purwosari Menolak Keras Go-Jek di Wilayah Kami”.

Spanduk sejenis juga ditemui di sekitar Pos Ojek Faroka. Di lokasi tersebut terbentang spanduk bertuliskan “Paguyuban Ojek Faroka Menolak Go-Jek di Solo!!! Solo AntiGo-Jek”. Salah satu poin keberatan yang disuarakan pengemudi ojek pangkalan terkait pengemudi Go-Jek dinilai tidak tahu aturan main, yakni mengambil penumpang di lokasi ojek pangkalan.

Salah seorang driver Go-Jek, Bambang, 37, mengatakan pihaknya tidak pernah mengambil penumpang di dekat pangkalan ojek. “Sejak awal bergabung dengan Go-Jek, kami sudah diwanti-wanti manajemen agar tidak mengambil penumpang di zona merah di antaranya di sekitar terminal, stasiun, dan bandara,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kompleks Stadion Sriwedari, Senin (27/6/2016).

Bambang mengakui terkadang ada beberapa penumpang yang memesan Go-Jek di sekitar zona merah tersebut. “Tapi biasanya kami bilang ke customer, kalau itu masuk zona merah. Mereka kami arahkan untuk membatalkan pesanan. Tapi kalau mereka nekat, kami arahkan agar customer berjalan agak jauh dari pangkalan ojek. Kalau sudah seperti itu sudah hak konsumen untuk memilih,” jelasnya.

Menanggapi persaingan harga yang tidak sehat di kalangan ojek pangkalan dan ojek berbasis aplikasi online, Bambang mengatakan pihaknya hanya mematok tarif dari sistem yang sudah diterapkan perusahaannya.

“Tarif kami pakai aturan perusahaan. Soal persaingan pasar, sebenarnya kami tidak berniat merebut [pasar]. Tapi konsumen yang menentukan. Kalau pengemudi ojek pangkalan ingin masuk Go-Jek juga dipersilakan. Itu kembali lagi ke pilihan masing-masing,” bebernya.

Disinggung soal larangan Dishubkominfo Solo yang tidak memperbolehkan Go-Jek beroperasi di Solo, Bambang menyatakan selama ini pihaknya tidak merasa melanggar aturan.

“Aturan mana yang kami tabrak? Kalau Go-Jek memang melanggar aturan, pasti Presiden Joko Widodo tidak mengizinkan Go-Jek beroperasi. Hla wong Presiden saja tidak melarang,” ungkap warga Pasar Kliwon ini.

Pengemudi Go-Jek lain yang ditemui Solopos.com, Seno, 41, juga menampik tudingan sejumlah pengemudi ojek pangkalan terkait adanya oknum driver Go-Jek yang mengambil penumpang di sekitar pangkalan ojek.

“Enggak benar itu. Kami tahu diri. Mereka sedang mencari makan, kami juga sedang mencari makan. Kami ngerti aturan mainnya,” ujar dia. Dikatakan Seno, pembatasan ruang operasional di antara pengemudi ojek di Solo tidak adil bagi pengemudi Go-Jek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya