SOLOPOS.COM - Ilustrasi BST Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo berupa BST kurang diminati masyarakat. Hal itu karena masyarakat lebih mengandalkan kendaraan pribadi.

Solopos.com, SOLO — Tingkat pemanfaatan bus Batik Solo Trans (BST) belum maksimal. Keterisian BST hanya sebesar 51% setiap harinya. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Tim Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Solo, Tonny Judiantono, mengatakan saat ini di Solo baru dibangun dua koridor BST. Tetapi, tingkat keterisiannya memang belum maksimal, hanya di angka 51%.

Tonny mengatakan saat ini masyarakat Solo masih enggan untuk memanfaatkan kendaraan umum. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk menunjang aktivitasnya.

Rencana Pemkot Solo yang akan membangun 14 koridor BST, kata dia, perlu segera direalisasikan. Dengan adanya koridor tersebut tentu akan membuat masyarakat lebih mudah untuk mengakses kendaraan umum.

Dia menuturkan ketika ada 14 koridor yang terbangun di Solo tentu masyarakat tidak akan kesulitan untuk mendapatkan bus sesuai dengan tujuannya. Selain itu, jarak antarhalte bus juga akan lebih diperpendek, yakni setiap 500 meter harus ada halte.

“Pembangunan 14 koridor memang membutuhkan anggaran yang besar. Tetapi, itu untuk jangka panjang dan mengubah pola perilaku masyarakat dalam bertransportasi,” ujar dia seusai acara seminar Tatralok Solo di Hotel Sala View, Selasa (22/12/2015).

Penyediaan transportasi yang baik, ujar dia, tentu akan berdampak pada perwajahan kota. Kondisi Solo yang saat ini lebih ramah dan tertib dibandingkan lalu lintas di Jakarta tentu harus dipertahankan.

Lebih lanjut, pembangunan jalan bukan merupakan solusi. Menurut dia, jalan merupakan candu bagi pengenddara motor. Pembangunan jalan tidak akan menyelesaikan permasalahan kemacetan.

“Pembangunan jalan itu bukan solusi. Coba lihat Jakarta itu dibangun jalan tol, paling satu atau dua tahun lagi sudah macet lagi. Solusinya yaitu membangun transportasi massal,” jelas dia.

Data tahun ini, ujar dia, kendaraan bermotor yang dimiliki warga Solo sekitar 280.000 unit. Padahal, jumlah penduduk di Kota Bengawan sebanyak 580.000 jiwa.

Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Orang Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Taufiq Muhammad, mengatakan Pemkot Solo mendapat bantuan pembuatan Tatralok dari Pemerintah Pusat. Nantinya hasil kajian Tatralok tersebut diarahkan sebagai referensi Perwali mengenai sistem transportasi di Kota Solo.

Taufiq menambahkan saat ini Pemkot Solo baru membangun dua koridor BST dengan total bus sebanyak 46 unit. Di dua koridor tersebut memiliki panjang rute 42,8 kilo meter (km).

“Arahannya tetap membangun 14 koridor. Ini supaya masyarakat yang ada di tengah kota bisa dijangkau dengan BST,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya