SOLOPOS.COM - Batik Solo Trans (BST) melintas di halte bus Jl. Slamet Riyadi Solo saat uji coba oleh Dishubkominfo Solo, Kamis (1/9/2016). Uji coba tersebut untuk mengecek kesiapan jalur yang akan di lalui BST. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, dengan aplikasi Moovit, sopir BST tak bisa lagi ngetem sembarangan.

Solopos.com, SOLO — Seluruh armada bus Batik Solo Trans (BST) akan dilengkapi aplikasi Moovit. Selain untuk menjaga ketepatan waktu, aplikasi itu juga mengawasi dan memantau sopir bus agar tidak ugal-ugalan dan ngetem sembarangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rencananya, Pemkot meluncurkan aplikasi Moovit tersebut pada Maret 2017. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo Hari Prihatno ketika dijumpai wartawan usai rapat koordinasi (rakor) pembahasan BST di Balai Kota, Selasa (21/2/2017) siang.

Rakor digelar tertutup dan dipimpin Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo serta diikuti pihak Moovit, Dishub, dan Grab. “Aplikasi ini untuk  memudahkan pemantauan operasional bus, sekaligus memastikan armada BST tidak melanggar ketentuan,” jelas Hari.

Dengan memasang aplikasi Moovit, Dishub dan operator BST bisa memantau seluruh armada, meliputi rute, waktu tempuh bus dari halte satu ke halte lain, hingga ketepatan waktu. Melalui aplikasi ini pula akan terdeteksi armada bus yang keluar dari rute dan nekat ngetem.

“BST itu aturannya tidak boleh ngetem. Jadi kalau ada yang ngetem nanti bisa dijatuhi sanksi,” katanya.

Uji coba aplikasi berbasis Global Positioning System (GPS) ini sudah mulai diterapkan sejak dua bulan lalu. Pemkot baru menerapkan  aplikasi tersebut pada 16 armada BST koridor II. Selanjutnya akan diterapkan di seluruh armada BST dan feeder di Kota Bengawan.

“Jadi 16 armada bus BST di koridor II sudah dipasangi smartphone yang sudah dipasangi aplikasi Moovit. Perinciannya, delapan merupakan bantuan dari perusahaan aplikasi Moovit dan yang delapan dari PT BST,” katanya.

Dari hasil evaluasi, aplikasi tersebut dinilai efektif mengontrol armada BST. Karena itu, ke depan tidak hanya armada bus BST di koridor II yang akan terpasang aplikasi Moovit, namun seluruh armada BST di 16 koridor, termasuk pula armada freeder atau angkutan pengumpan BST.

“Fokus kami di BST dulu, khususnya di koridor yang sudah jalan. Untuk freeder nanti menyusul,” ujarnya.

Project Manager Moovit, Endro Harnoko, menerangkan selain memudahkan operator angkutan umum memantau pergerakan armada, aplikasi ini juga membantu pengguna angkutan umum melihat rute hingga jadwal kedatangan angkutan yang akan ditumpangi.

Dengan demikian, calon penumpang bisa mengetahui jam berapa bus atau angkutan datang hingga rute perjalanan dan berapa lama perjalanannya sampai tujuan. “Bisa juga digunakan untuk mengetahui angkutan umum apa yang harus dinaiki jika ingin menuju tujuan tertentu. Tentunya pengguna harus memasang aplikasi Moovit melalui smartphone,” terangnya.

Aplikasi Moovit sudah lama digunakan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jogja, Semarang, Bandung, Malang, dan kini Solo. Khusus Solo, aplikasi Moovit tidak hanya bisa diakses pengguna jasa angkutan umum, namun juga operator angkutan umum.

Fitur pemantauan pergerakan bus oleh operator baru diaplikasikan di Solo. Nantinya, jika penggunaan aplikasi ini sudah berjalan bisa memberikan input data rencana perjalanan dari masing-masing armada kepada Pemkot serta operator meliputi rata-rata perpindahan moda transportasi, waktu menunggu, jarak tempuh menuju halte, serta rata-rata jarak perjalanan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya