SOLOPOS.COM - Armada angkutan kota (Angkuta) berhenti menunggu penumpang di kawasan Masjid Agung, Solo, Senin (19/10/2015). Sopir dan pengusaha angkuta menolak rencana trayek baru yang akan diterapkan Dishubkominfo Kota Solo. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, Dishubkominfo Solo ingin ada penataan pelayanan angkuta ke depan.

Solopos.com, SOLO–Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dishubkominfo Solo, Anindita Prayoga, menjelaskan selain penataan rute baru, lewat Koperasi BST yang sudah terbentuk nantinya angkuta di Solo juga bakal mendapatkan bantuan peremajaan kendaraan.  Dia menegaskan Dishubkominfo tidak berniat menghapus keberadaan angkuta yang beroperasi saat ini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Biar tidak segan mati enggan, angkuta nanti akan kami bantu untuk peningkatan pelayanan. Armada akan kami remajakan secara bertahap. Untuk tahap awal pengadaan minibus, anggarannya kami mintakan bantuan ke pemerintah pusat, provinsi, maupun Pemkot Solo. Kami berdayakan angkot yang ada. Tidak ada penghapusan,” ujar dia kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (19/10/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya, sebanyak 250 sopir dan pengusaha angkutan kota (angkuta) yang aktif beroperasi di Kota Bengawan sepakat menolak penataan trayek baru (re-routing) wacana pemerintah. Mereka menganggap kebijakan tersebut tidak pas diterapkan di tengah sulitnya kondisi mencari penumpang.

Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Orang Dishubkominfo Solo, Taufiq Muhammad, menambahkan pembuatan trayek baru bagi angkuta tidak dibuat asal-asalan. “Trayek ini disusun berdasarkan kajian. Nantinya koridor I-VII akan melewati jalur utama di Solo. Koridor VIII-XIV akan melewati jalur sekunder yang tidak bisa dijangkau bus. Peran angkuta akan digunakan sebagai feeder [pengumpan],” imbuhnya.

Taufiq mengemukakan dampak jangka panjang dari penerapan sistem transportasi publik bermuara menggerakkan kesadaran warga untuk beralih menggunakan transportasi publik. Hingga saat ini, Dishubkominfo mencatat sedikitnya 10.000 orang/hari telah memanfaatkan transportasi publik Koridor I dan II yang sudah beroperasi.

“Kalau 14 koridor sudah jalan semua, paling tidak 100.000 orang/hari bisa naik angkutan umum. Dampaknya kemacetan lalu lintas bisa terurai. Saya pesimistis angkuta Solo bisa bertahan lima tahun ke depan kalau nekat mempertahankan pelayanan seperti saat ini,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya