SOLOPOS.COM - Penumpang duduk dalam railbus yang kosong dalam perjalanan dari Solo menuju Wonogiri pukul 04.00 WIB, Selasa (2/5/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos).

Transportasi Solo railbus Batara Kresna kini berangkat lebih pagi ke Wonogiri, pukul 04.00 WIB.

Solopos.com, SOLO — Mentari belum menampakkan dirinya, kereta berjalan merayap, menembus dinginnya embun pagi, membelah Kota Solo. Railbus Batara Kresna melaju dari Stasiun Purwosari pukul 04.00 WIB.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Railbus yang terdiri atas tiga gerbong dengan kapasitas masing-masing 24 penumpang, 28 penumpang, dan 24 penumpang ini melaju dalam keheningan di pagi buta. Dengan kapasitas 76 tempat duduk, pagi itu railbus hanya diisi oleh enam penumpang, termasuk Solopos.com.

Di dalam kereta, tembang Suket Teki yang dipopulerkan Didi Kempot mengalun perlahan. Ada enam orang yang duduk secara acak. Sayup-sayup terdengar percakapan antarpenumpang di sela-sela deru mesin.

Sampai di Stasiun Sukoharjo, dua penumpang turun. Sisanya, jumlah penumpang tak berubah hingga tiba di stasiun terakhir, Wonogiri, pukul 05.45 WIB seperti tertera di tiket.

Anak-anak PAUD dan orang tua mereka menaiki railbus dari Stasiun Wonogiri ke Solo, Selasa (2/5/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Anak-anak PAUD dan orang tua mereka menaiki railbus dari Stasiun Wonogiri ke Solo, Selasa (2/5/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Di Stasiun Wonogiri, anak-anak PAUD, lebih tepatnya Kelompok Bermain (KB), berdiri di peron bersama orang tua masing-masing. Mereka mengantre untuk naik railbus. Suasana sunyi yang menyelimuti gerbong tergantikan oleh celoteh bocah dan gelak tawa ibu-ibu mereka.

Bukan perkara mudah bagaimana anak-anak dan guru mereka menjangkau Stasiun Wonogiri sebelum pukul 06.00 WIB. Sri Utami, 28, pendidik KB Mutiara Keduwang, Gunungsari, Jatisrono, Wonogiri, harus bangun pukul 02.00 WIB. Pukul 04.00 WIB, rombongan itu harus segera berangkat menempuh perjalanan 28 kilometer mengendarai mobil.

”Walau [jadwal kereta] lebih pagi, kami senang sampai di Solo masih pagi juga,” kata dia, saat ditemui Espos di dalam Railbus Batara Kresna, Selasa (2/5/2017).

Rombongan itu merencanakan wisata ke Solo Zoo atau Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Pulangnya, mereka berencana naik mobil yang disewa sebelumnya. Bagi mereka, railbus memenuhi ekspektasi transportasi publik yang mereka idamkan selama ini.

Kabin Ber-AC

Kabin ber-AC, bersih, tepat waktu, dan yang terpenting, murah. Ongkos tiket seharga Rp4.000 cukup untuk piknik tanpa bikin kantong tercekik. ”Saya berharap jadwal bisa ditambah yang siang. Kalau layanan sih gini,” ujar Utami, seraya mengacungkan dua jempolnya.

Di lain gerbong, seorang mahasiswi berjaket jeans biru tampak duduk menghadap diktatnya sendirian. Sepekan dua kali, ia naik railbus untuk kuliah di Solo. Railbus mengubahnya untuk tak lagi naik sepeda motor saat ke Solo.

Ia juga mulai melupakan pengalaman berdesak-desakan, sumpek, di dalam bus Solo-Wonogiri dengan tarif Rp10.000 sekali jalan. “Keretanya lebih enak railbus ketimbang Prameks,” kata Joana Siahaya, 21, mahasiswi Teologi Universitas Kristen Solo.

Mahasiswi asal Wonogiri itu berharap jadwal perjalanan railbus ditambah satu lagi untuk siang hari. Dengan begitu, para komuter atau pelaju bisa leluasa saat ke Solo atau Wonogiri untuk bekerja maupun wisata.

“Lalu lintas di Jl. Slamet Riyadi perlu ditata lagi supaya lebih lancar. Selain lambat, tak jarang [railbus] berhenti akibat parkir mobil di rel,” tutur dia.

Penumpang lain, Bayu Permadi Sulaksono, 24, asal Kota Purworejo, menyampaikan selain penambahan jadwal pada sore hari, penentuan jadwal dibuat mengikuti keinginan warga sepanjang rute KA.

”Jadi saat berangkat pukul 04.00 WIB itu tidak ngeblong [kosong] banget,” ujar pria yang sengaja naik railbus untuk menjajal kenyamanan kereta itu.

Kondektur railbus, Zamzuri, menilai pengubahan jadwal railbus merupakan langkah tepat. Jadwal baru railbus lebih ramai. Peningkatan penumpang bisa dilihat saat berangkat dari Purwosari pukul 08.00 WIB.

”Pagi biasanya dapat penumpang dari KA Kahuripan. Berangkat pukul 04.00 WIB enggak salah karena lebih ramai dari sebelumnya,” ujar dia.

Lebih Ramai

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) VI/Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan ada peningkatan volume penumpang pascaperubahan jadwal railbus. Peningkatan terlihat saat hari libur maupun hari kerja.

“[Saat] tanggal merah pasti penuh. [Sedangkan], hari biasa, ada peningkatan terutama Wonogiri ke Solo,” kata Eko, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (5/5/2017).

Railbus merupakan kereta perintis. Dioperasikannya railbus dimaksudkan agar masyarakat sekitar yang dilalui Batara Kresna segera mnenyesuaikan diri. Penyesaian itu misalnya tidak membuang sampah ke rel, menjemur pakaian sembarangan, bangunan tidak lagi menjorok ke rel, dan sebagainya.



Penambahan jadwal perjalanan KA bukanlah hal mustahil sepanjang pemerintah memaandang layak untuk ditambah perjalanannya serta minat pasar tinggi. Sebab, pengelolaan KA perintis langsung oleh pemerintah.

Tak hanya itu, rel ganda dari Solo sampai Kedung Banteng bakal dimulai. ”Otomais frekuensi jumlah KA di Solo cukup banyak, okupansi sepur Purwosari juga meningkat. Ke depan, akan kami benahi terus,” terang Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya