SOLOPOS.COM - Kondisi bus BST dan feeder yang terparkir di halaman Terminal Tirtonadi, Kamis (2/2/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PT Bengawan Solo Trans (BST) belum sependapat terkait rencana penggantian armada bus mereka dengan bus BST.

Solopos.com, SOLO — Para pemegang saham PT Bengawan Solo Trans (BST) belum satu suara menyikapi tawaran Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk mengganti bus lama mereka yang beroperasi di Koridor III dengan bus baru Batik Solo Trans (BST).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dinas Perhubungan (Dishub) Solo belum lama ini menawarkan akan mengganti seluruh unit armada yang beroperasi di koridor III (Terminal Palur-Terminal Kartasura via Makamhaji) dengan armada baru BST. Penggantian tersebut rencananya dilakukan pada Desember 2017.

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur PT BST, Farida Wardhatul Jannah, menjelaskan di dalam tubuh PT BST terdapat lima pemilik saham yang berhimpun, yakni perusahan transportasi Nusa, Admo, Surya Kencana, SKA Jaya, dan Sumber Rahayu. Dia menyebut belum semua pemilik saham dari PT BST itu sepakat dengan rencana penggantian operasional bus lama di Koridor III dengan bus baru BST. (Baca: Kecewa BST Jadi Bus Pariwisata, Pemkot Ancam Cabut MoU dengan Damri)

Farida menuturkan dalam forum rapat terakhir dengan pejabat Dishub pada Rabu (15/11/2017), hanya dua pemilik saham PT BST yang bisa hadir memberikan pandangan terkait teknis pengoperasian bus baru BST. Sedangkan pemilik saham lain PT BST tidak bisa hadir karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan.

“Ini kan dalam rapat kemarin belum semuanya bisa hadir. Yang belum hadir apa sebaiknya ditanya atau diadakan pertemuan lagi dengan Dishub. Jangan sampai ada gerundel neng mburi,” kata Farida saat ditemui Solopos.com di ruang Kantor PT BST di Jl. Adi Sumarmo, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (17/11/2017) sore.

Farida menyampaikan dalam rapat terakhir di Kantor Dishub, dua pemilik saham PT BST yang hadir saja mempunyai pandangan yang berbeda terkait rencana penggantian operasional bus lama di Koridor III dengan bus baru BST. Salah satu pemilik saham sependapat dengan Dishub bus baru BST nantinya dikelola manajeman PT BST, bukan oleh pengusaha bus seperti yang terjadi sekarang pada bus lama. (Baca: Tergerus Angkutan Online. Begini Curhatan Pengemudi Angkuta ke DPRD)

Sedangkan pemilik saham lainnya mengusulkan agar pengelolaan bus tetap berada di tangan pengusaha atau perusahan otobus (PO). Farida menegaskan perbedaan pendapat itu lumrah terjadi untuk mencari pilihan terbaik.

“Kalau menurut saya, operator bus baru itu ya nanti PT BST. Kalau urusannya dengan bus pemerintah kan PT BST. Kami enggak tahu dari para PO bagaimana nantinya. Yang satu sepakat bus dikelola oleh BST, yang satu usul dijalankan oleh PO saja. Belum yang enggak datang rapat. Saya tidak tahu juga jawaban mereka akan seperti apa. Ya tentu masih perlu diadakan pertemuan lagi untuk membahas hal ini,” ujar Farida.

Farida menyerahkan kepada Dishub untuk menginisiasi penyelenggaraan rapat susulan membahas soal rencana penggantian armada bus. Dia menangkap tujuan Pemkot menawarkan pergantian bus untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Bus baru tentu lebih nyaman dibanding bus lama. Menurut Farida, penggunaan bus baru juga menguntungkan pengusaha karena bisa menekan biaya operasional seperti perawatan mesin yang harus dilakukan terhadap bus lama. Dia menuturkan pengoperasian bus baru kini hanya menunggu pembahasan teknis lebih lanjut dengan melibatkan semua pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya