SOLOPOS.COM - Batik Solo Trans (BST). (Dok/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, sistem e-ticketing akan diberlakukan untuk pembayaran ongkos bus BST mulai 2017.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersama Bank Indonesia (BI) Solo dan perbankan melakukan sosialisasi pemanfaatan electronic ticketing (e-ticketing) Batik Solo Trans (BST). Pembayaran BST secara nontunai ditarget berlaku tahun depan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, mengungkapkan permasalahan e-ticketing BST ini sangat kompleks mengingat konsep yang digunakan berbeda dengan kota lain di Indonesia yang umumnya pembayaran dilakukan di halte.

Karena itulah penerapan e-ticketing di BST banyak mengalami kendala terutama di teknologi karena belum ada yang mengembangkan teknologi alat pembayaran di dalam bus.

“Selama hampir lima tahun, pembayaran nontunai di dalam bus belum bisa dilakukan. Oleh karena itu, bersama BI dan perbankan, kami akan mengembangkan teknologi mesin tap [tempel] yang bisa digunakan semua kartu perbankan, tahan goncangan, dan deteksi kartu cepat sehingga penumpang tidak perlu mendekatkan kartu ke mesin tap bisa langsung terdeteksi dan dipotong untuk pembayaran karena tiga hal tersebut yang menjadi kendala utama,” ungkap Yosca ini saat ditemui wartawan di Halaman Kantor BI Solo, Kamis (13/10/2016).

Menurut dia, tiga hal yang menjadi fokus utama tersebut sudah dibahas dengan BI dan perbankan di Solo untuk pengembangan teknologi mesin. Dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan dengan perbankan untuk pembahasan lebih lanjut.

“Ditargetkan 2017 satu mesin untuk semua kartu bisa direalisasikan sehingga transasksi nontunai untuk menuju smart city bisa dilakukan. Pengadaan alat nantinya dilakukan bersama antara Pemkot dan perbankan,” ujarnya.

Herman mengatakan masing-masing bank telah memiliki electronic money (e-money) sehingga bisa digunakan untuk membayar BST. Dia pun berharap Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri atas BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN yang telah terintegrasi sistemnya bisa menjadi pendorong utama program ini.

“Program ini memang harus dipaksa supaya bisa berjalan karena 2018 ditargetkan 14 koridor bisa dioperasikan sehingga sistem transaksinya harus segera diatur,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya