SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Transportasi Semarang yang kini didukung BRT Trans Jateng dan Trans Semarang menurut legislator perlu didukung penataan angkot.

Semarangpos.com, SEMARANG — Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengingatkan kehadiran Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng yang diintegrasikan dengan BRT Trans Semarang mestinya diimbangi dengan penataan angkutan kota (angkot). “Harus dibarengi penataan sistem angkot, baik cabang maupun ranting dari jalur utama atau protokol yang dilalui BRT atau Bus Rapid Transit,” Supriyadi di Kota Semarang, Sabtu (15/7/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama ini, kata dia, angkot luput dari penataan transportasi yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang sehingga mereka semakin terdesak dan terseok dengan kehadiran berbagai moda transportasi baru. Politikus PDI Perjuangan yang pernah jadi sopir angkot itu memahami benar apa yang dirasakan pengusaha angkot sekarang ini yang kian kesulitan membayar cicilan kendaraan dan menghidupi keluarga.

“Ini baru BRT, belum maraknya angkutan transportasi online. Operasional angkot semakin susah, namun tidak diperhatikan pemerintah. Kasihan mereka kalau sistem angkot tidak segera ditata,” katanya.

Dulu, kata dia, awal peluncuran BRT Trans Semarang sempat ada penerapan sistem 3 in 1 atau massalisasi, yakni tiga trayek dijadikan satu trayek BRT Trans Semarang dengan memberdayakan sopir angkot. Namun, ia mengatakan praktiknya di lapangan tiga trayek angkot itu tetap jalan berbarengan dengan dioperasikannya BRT Trans Semarang sehingga membuat pengusaha dan sopir angkot kalah bersaing.

“Saya tidak tahu kebijakan (3 in 1) sudah tidak berlaku atau bagaimana, tetapi praktiknya trayek angkot yang sudah dibekukan itu jalan lagi. Kalau begini kan kasihan pengusaha angkot,” katanya.

Yang jelas, simpul Supriyadi yang dipercaya sebagai Ketua Paguyuban Pengemudi Angkot, di dua trayek, yakni Karangayu-Penggaron PP dan Johar-Panggung PP, penataan sistem angkot harus segera dilakukan. “Ya, bisa saja angkot dialihkan ke jalur feeder, yakni penghubung jalur utama ke permukiman. Kalau tetap di jalur utama pasti kalah dengan moda transportasi yang lebih nyaman dan ber-AC,” katanya.

Pemprov Jateng belum lama meluncurkan BRT Trans Jateng Koridor I rute Stasiun Tawang Semarang-Terminal Bawen, Kabupaten Semarang PP, sementara Trans Semarang Koridor II sudah ada sampai Sisemut, Ungaran, Kabupaten Semarang. Sempat terjadi kurang koordinasi antardua moda itu sistem pembayarannya terpisah, padahal ada rute yang berhimpitan dan kedua moda transportasi massal bisa singgah di halte yang sama.

Namun, Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng bersepakat untuk mengatur ulang penataan kedua sistem transportasi itu sehingga terintegrasi dan tidak membuat masyarakat Semarang Raya sebagai pengguna jasa angutan umum itu menjadi bingung.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya