SOLOPOS.COM - BRT Trans Semarang. (Facebook.com-Trans Semarang)

Transportasi Semarang berubah konstalasi seiring beroperasionalnya BRT Trans Jateng yang menyaingi BRT Trans Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Layanan Umum (BLU) Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang mengakui adanya penurunan jumlah penumpang, salah satunya imbas dari beroperasinya BRT Trans Jateng. “Terutama di [BRT Trans Semarang] Koridor II yang melayani rute Terminal Terboyo-Sisemut, Kabupaten Semarang PP,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BLU Trans Semarang Ade Bhakti di Kota Semarang, Senin (7/8/2017).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Berdasarkan data, disebutkannya, pada Januari 2017 tercatat total penumpang di Koridor II Trans Semarang sebanyak 196.469 orang dengan jumlah penumpang rata-rata 6.337 orang/hari. Akan tetapi, kata dia, pada Juli 2017 jumlah total penumpang di koridor nomor dua terpadat penumpang setelah Koridor I itu berkurang menjadi 175.525 orang dengan rata-rata 5.662 orang/hari.

“Artinya, kami mencatat ada penurunan sekitar 20.000 penumpang/bulan di koridor tersebut dibandingkan dengan awal tahun,” kata Ade yang juga Kepala Sub Bagian Tata Usaha BLU BRT Trans Semarang itu. Meski demikian, ia menegaskan tidak ada pengaruhnya terhadap pelayanan karena Trans Semarang hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan adanya subsidi dari Pemerintah Kota Semarang.

Belum lama ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meluncurkan BRT Trans Jateng yang menghubungkan Stasiun Tawang-Terminal Bawen, Kabupaten Semarang PP, tepatnya sejak 7 Juli 2017 sehingga sudah sebulan beroperasi. Padahal, BRT Trans Semarang sebelumnya sudah mengoperasikan Koridor II yang melayani rute Terminal Terboyo-Sisemut, Kabupaten Semarang, sehingga ada rute antardua moda transportasi massal itu yang berimpitan.

Diakui Ade, Koridor II Trans Semarang memang tengah dipantau terus pelayanannya kepada pengguna jasa, baik dari kualitas bus, interval bus, hingga emisi gas buang yang dihasilkannya. Di antaranya, kata dia, adanya proyek pembangunan Underpass Jatingaleh yang molor hingga akhir Agustus 2017, padahal rute Koridor II dan VI Trans Semarang melewati proyek tersebut.

“Sebagaimana terjadi, di kawasan Jatingaleh kerap macet. Pastinya, keluhan pengguna jasa bertambah dan pendapatan di Koridor II juga menurun,” katanya, tanpa menyebutkan angka.

Dengan adanya kemacetan, kata dia, membuat penumpang beralih ke moda transportasi lain, apalagi sekarang ini juga sudah banyak sekali jasa transportasi online di Kota Semarang. Akhirnya, Trans Semarang memberlakukan pengalihan sementara rute untuk dua koridor mulai awal Agustus 2017, yakni Koridor II dan VI menghindari kemacetan di sekitar proyek Underpass Jatingaleh.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya