SOLOPOS.COM - Diskusi antara sopir angkot dan pihak-pihak terkait di rumah dinas wali kota Salatiga, Jl. Diponegoro, Kota Salatiga, Jateng, Senin (21/8/2017). (Facebook.com-Yakub Adi Krisanto)

Transportasi umum baru di Kota Salatiga berupa ojek berbasis sistem aplikasi smartphone atau lazim disebut ojek online kembali mendapatkan penolakan dari para sopir angkot.

Semarangpos.com, SALATIGA – Demi kembali menyampaikan penolakan terhadap hadirnya moda transportasi umum baru berupa ojek berbasis aplikasi smartphone atau lazim disebut ojek online kepada Wali Kota Salatiga Yuliyanto, sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Salatiga mendatangi rumah dinas wali kota Salatiga, Jl. Diponegoro, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Senin (21/8/2017).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Wali Kota Salatiga Yulianto di tengah kepungan sopir angkot yang menuntut pemblokiran aplikasi smartphone di Kota Salatiga, Jateng, Senin (21/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Wali Kota Salatiga Yulianto di tengah kepungan sopir angkot yang menuntut pemblokiran aplikasi smartphone di Kota Salatiga, Jateng, Senin (21/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Beberapa waktu lalu, para sopir angkot di Kota Salatiga itu sudah menggelar demonstrasi dengan alasan serupa. Namun, untuk demo kali ini, para pelaku usaha transportasi yang lebih konvensional ketimbang ojek dengan dukungan kemajuan teknologi informasi itu jauh lebih massal dan masif. Mereka tak sungkan menghambat arus lalu lintas kendaraan yang hendak melintas di Jl. Sudirman yang merupakan urat nadi perekonomian Salatiga.

Meski upaya para sopir angkot peserta demo itu tampak habis-habisan, warganet menganggap upaya mereka itu sia-sia. Bahkan, menurut warganet, hadirnya ojek online di Kota Salatiga sejatinya tak mempengaruhi penghasilan sopir angkot.

Seorang dosen di Universitas Kristen Satya Wacana Yakub Adi Krisanto, melalui grup Facebook Jaringan Salatiga Liberal, melontarkan sindirannya terhadap sopir angkot yang berdemo dan mendatangi rumah dinas wali kota Salatiga. “Demo angkot Salatiga menolak layanan transportasi berbasis online. Biar terkenal Salatiga dan banyak wisatawan datang untuk naik angkot,” tulis Yakub dengan menyertakan beberapa foto.

Kirman Yakub itu lantas ramai ditanggapi warganet. Mereka menganggap aksi sopir angkot itu percuma kaena hadir atau tidaknya ojek online tak akan mempengaruhi penghasilan soplir angkot karena warga akan memilih moda transportsai sesuai kebutuhan masing-masing. “Anak SD-SMA ga mungkin pakai Gojek. Jajane piro,” ungkap pengguna akun Facebook Ody Rumah Salatiga.

“Simpelnya bakul gedang yang muatannya se-angkot itu juga gk bakal pakai Gojek kan ya mas? Angkot juga gk bakal mau ngladeni konsumen untuk DO makanan dengan bayaran yang sama dengan Gojek juga kan? kebutuhan yang berbeda akan menumbuhkan keinginan yang berbeda juga dari sisi tranportasi,” tulis pengguna akun Facebook Titiek Budiprihyanti.

Selang beberapa saat setelah komentar warganet itu ramai dilontarkan, Yakub Adi Krisanto membagikan kiriman pengguna akun Facebook Ady Suprapto yang tak lain adalah kepala Dinas Perhubungan salatiga. Dari kiriman tersebut, aksi sopir angkot itu berubah diskusi yang melibatkan Wali Kota Salatiga Yuliyanto dan beberapa pejabat lainnya di Kota Salatiga. “Bersama wali kota, ketua DPRD, dan Forkompida menerima aspirasi awak angkot menolak Gojek,” ungkapnya.

Dalam kirimannya di Facebook, Ady Suprapto yang mengaku turut menghadiri diskusi sopir angkot dengan pihak-pihak terkait di rumah dinas wali kota Salatiga itu juga mengungkapkan aktivitas ojek online akan dihentikan untuk sementara waktu. “Hasilnya menghimbau: 1.Menghentikan proses perekrutan Gojek di Salatiga. 2.Menutup aplikasi Gojek layanan Go-ride sampai dengan adanya kesepahaman dengan pihak terkait (Organda, Ipas, ojek konvensional, paguyuban becak dan dokar). 3.Tidak membuka kantor perwakilan Gojek di Salatiga sebelum mendapatkan perijinan sesuai ketentuan,” tulisnya.

Sejumlah netizen menyayangkan keputusan diskusi yang menghentikan sementara operasional ojek online di Kota Salatiga. Mereka menganggap ojek online adalah moda transportasi alternatif yang selalu dapat diandalkan di saat-saat tertentu di Kota Salatiga. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya