SOLOPOS.COM - Batik Solo Trans (ilustrasi/JIBI/Agoes Rudianto/dok)

Solopos.com, SOLO—Peminat kartu elektronik pembayaran Batik Solo Trans (BST) kurang diminati masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi kebiasaan masyarakat yang lebih memilih membayar menggunakan uang.

Kepala Bidang (Kabis) Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dsihubkominfo) Solo, Sri Indarjo, mengatakan penumpang yang memanfaatkan kartu elektronik tidak lebih dari 5% dari 3.000 penumpang BST per hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Yang memanfaatkan kartu elektronik untuk membayar BST tidak lebih dari 150 penumpang setiap harinya. Hal ini karena masyarakat lebih senang menggunakan uang tunai,” ungkap Indarjo kepada solopos.com, Selasa (24/9/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Hal yang sama juga diungkapkan Pimpinan Cabang Utama BNI Solo, Syarif Segap. Menurut Syarif, pertumbuhan penjualan Kartu Intermoda sangat lambat karena kebiasaan masyarakat yang sulit berubah untuk menggunakan layanna e-money.
“Kami menyebutnya [kartu elektronik] Kartu Intermoda. Salah satu kendala pengembangan penggunaan Kartu Intermoda juga karena mesin pembaca kartu sempat mengalami kerusakan,” ujar karyawan Marketing BNI Solo, Mul Hartono, kepada wartawan di BNI Cabang Solo.

Menurut dia, mesin tersebut ditangani oleh pihak ketiga dan perawatannya bisa dikatakan kurang karena mesin, khususnya yang diletakkan di shelter, kebanyakan rusak. Namun Indarjo mengatakan saat ini semua alat pembaca karti elektronik sudah berfungsi.

Dia juga mengklaim alat yang sekarang lebih cepat dan canggih dalam membaca kartu. Indarjo mengakui tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat. Oleh karena itu, membutuhkan waktu yang lama untuk bisa merubah kebiasaan masyarakat.

Sementara itu, Area Manager Bank Mandiri, Hendra Wahyudi, mengatakan pihaknya akan kembali mengadakan promo untuk penggunaan kartu elektronik. Hal ini untuk menggenjot penggunaan kartu pra bayar tersebut.

“Kami berencana mengadakan promo diskon penggunaan kartu prabayar Mandiri pada akhir Desember. Hal itu sebagai salah satu langkah untuk mendukung kebijakan pemanfaatan transportasi umum,” terang Hendra.

Hendra mengatakan tidak mengetahui secara pasti pengguna kartu prabayar Mandiri. Hal ini karena apabila saldo kartu prabayar tersebut habis, pemilik bisa membuangnya dan membeli yang baru. Meski begitu, dia mengatakan apabila ada promo biasanya akan ada peningkatan penggunaan sekitar 10 kali lipat.

Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini pengguna kartu prabayar Mandiri menguasai 80% market share pendapatan BST dari kartu elektronik. Hendra juga mengatakan dengan pengadaan kartu prabayar tersebut pihaknya tidak mengejar pendapatan tapi lebih pada pelayanan kepada nasabah. “Pengadaan kartu tersebut untuk mendorong penggunaan e-money,” ujarnya.

Sedangkan pengisian kartu prabayar tersebut, Bank Mandiri dan BNI memiliki kesamaan, yakni maksimal Rp1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya