SOLOPOS.COM - Wali Kota Magelang resmikan Gapura Bhineka. (Antara)

Solopos.com, MAGELANG -- Wali Kota Magelang, Muchamad Nur Aziz menggagas pentingnya modernisasi transportasi untuk menghidupkan kembali kawasan pusat pertokoan Pecinan di daerah itu.

Mengutip Antara, Kamis (3/6/2021), Wali Kota berujar Kota Magelang sekarang sepi dan warga butuh keseimbangan. “Salah satunya adalah rekayasa lalu lintas dan transportasi modern, ini yang dibutuhkan di Pecinan," katanya dalam keterangan resmi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia mengatakan hal itu saat peresmian Gapura Bhinneka Tunggal Ika di Pecinan, Jl. Pemuda Kota Magelang, Jawa Tengah. Hal ini sebagai upaya membangkitkan lagi geliat ekonomi di kawasan itu. Pembangunan gapura itu secara mandiri oleh kalangan pengusaha di Pecinan.

Baca Juga : Disperpusip Kota Magelang Buka Layanan Perpus Outdoor

Ekspedisi Mudik 2024

Saat dirinya masih kecil, katanya, kawasan Pecinan selalu ramai aktivitas masyarakat. Namun, pemandangan berbeda sejak beberapa dekade terakhir, dengan kondisi Pecinan yang cenderung sepi.

Wali Kota Aziz mengemukakan kondisi transportasi umum saat ini masih sama dengan situasi pada 1991, sehingga perlu modernisasi transportasi agar Pecinan kembali ramai.

"Kota Magelang harus punya Trans-Magelang, seperti di Semarang, Yogya, dan kota-kota besar lainnya, terutama bisa menghubungkan antara Borobudur, yang jadi superprioritas, sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi baru," katanya.

Baca Juga : 60 Produsen Data di Magelang Perkuat Satu Data Indonesia

Pada era 1970-1980-an, kawasan Pecinan Magelang menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di wilayah eks-Keresidenan Kedu yang meliputi Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, dan Kebumen.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Magelang, Slamet Santoso, menjelaskan ide pembangunan gapura ini tercetus dari beberapa tokoh pengusaha setempat, seperti David Herman Jaya dan Paul Candra Wesi Aji.

"Ide ini muncul empat tahun lalu ketika ada isu akan dibangun Jalan Tol Yogyakarta-Borobudur-Magelang. Khawatirnya dengan pembangunan tol ini akan meredupkan Jl. Pemuda [Pecinan Kota Magelang]," katanya.

Baca Juga : Kelenteng Ini Jadi Cikal Bakal Budaya Tionghoa di Magelang

Popularitas Pecinan Magelang, meredup sejak era 1990-an hingga saat ini. Bahkan, jam operasional pertokoan hanya sampai pukul 20.00 WIB, sehingga membuat kawasan tersebut sepi ketika malam hari.

Berbagai rencana disiapkan untuk meramaikan kembali Pecinan. Apalagi adanya 500 perusahaan, baik besar maupun kecil, ditambah ribuan karyawan bekerja di kawasan Pecinan, akan menjadi "pompa keramaian" suasana Jl. Pemuda Kota Magelang, seperti empat dekade lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya