SOLOPOS.COM - Armada bus rapid transit aglomerasi Trans Jateng berderet di Terminal Bus Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (7/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Transportasi Jateng yang kini diwarnai Trans Jateng disambut baik Organda setempat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Organisasi Perusahaan Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Raya (Organda) atau belakangan hari ini lebih populer dengan kepanjangan Organisasi Angkutan Darat Jawa Tengah (Jateng) menyambut baik peluncuran angkutan antarkota Trans Jateng, yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Persepsi Organda Jateng bahwa Trans Jateng merupakan angkutan antarkota itu terekam dan dipublikasikan Kantor Berita Antara, Senin (10/7/2017). Sejatinya, Dishub Jateng merancang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng sebagai angkutan aglomerasi atau angkutan pengumpul, bukan seperti transportasi bus antarkota dalam provinsi (AKDP).

[Baca juga: BRT Trans Jateng Sandang Misi Aglomerasi]

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, masih seperti dikutip dan dipublikasikan Antara, Organda Jateng sudah lama mengusulkan kepada pemerintah untuk mengoperasikan angkutan umum yang tertata dan bertarif murah. “Memang ini sudah lama menjadi usulan Organda, kami ingin bekerja sama dengan pemerintah menyediakan transportasi publik yang lebih tertata dengan tarif murah,” kata Wakil Ketua Organda Jateng Dedi Sudiardi di Kota Semarang, Senin.

Ia mengatakan operator dari bus Trans Jateng tersebut adalah Koperasi Mulia Roda Serasi milik DPC Organda Kabupaten Semarang. Ditegaskannya, armada Trans Jateng yang dioperasikan dengan trayek Terminal Bawen-Stasiun Tawang itu bukanlah milik pemerintah, melainkan milik pengusaha angkutan umum.

Untuk bisa memperoleh satu unit Trans Jateng, katanya, pemilik kendaraan umum harus mematikan izin dua unit angkutan yang melayani rute sama dengan Trans Jateng. Selanjutnya, pengusaha angkutan umum bisa memperoleh satu unit bus baru dengan dilengkapi pendingin ruangan. Ia mengatakan pula bahwa Trans Jateng koridor I, rute Stasiun Tawang-Terminal Bawen rencananya akan ada 25 unit armada.

Dedi mengakui para pengusaha sangat menyambut baik karena diprediksikan okupansi penumpang dengan berubah menjadi Trans Jateng itu akan meningkat. Selain angkutan yang lebih nyaman, penumpang akan diuntungkan karena tarif menjadi lebih murah.

“Kalau dulu sebelum menjadi Trans Jateng, tarif untuk penumpang umum Rp5.000/penumpang, sedangkan untuk pelajar Rp3.000/penumpang. Sedangkan saat ini menjadi Rp3.500/penumpang umum dan Rp1.000/pelajar,” katanya.

Dengan tarif yang lebih murah tersebut, dia berharap, masyarakat yang sebelumnya lebih suka menggunakan kendaraan pribadi akan memilih angkutan umum untuk melayani perjalanan mereka.

[Baca juga Warganet Sayangkan Trans Jateng Hanya di Semarang]

Sementara itu, saat ini para pengusaha angkutan umum tengah bersiap untuk ikut terlibat dalam pembukaan koridor lain, yaitu koridor II untuk rute Semarang-Kendal, koridor III untuk Semarang-Purwodadi, dan koridor IV untuk rute Semarang-Demak.

“Harapan kami agar secepatnya direalisasikan agar pendapatan pengusaha angkutan umum lebih menjanjikan dan masyarakat bisa segera menikmati angkutan umum tarif murah,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya