SOLOPOS.COM - Kunjungan perdana TII ke Kantor Pusat Pelindo. Kedua belah pihak berdiskusi tentang potensi kerja sama yang dapat dilakukan ke depan. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Transparansi Internasional Indonesia (TII) yakni organisasi masyarakat sipil global yang bergerak dalam bidang integritas dan anti-korupsi menjajaki kerja sama dalam perkuatan Good Corporate Governance (GCG) di Pelindo.

Pada saat kunjungan perdana dari TII ke Kantor Pusat Pelindo, kedua belah pihak berdiskusi tentang potensi kerja sama yang dapat dilakukan ke depan.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Hadir dalam kunjungan ini Sekretaris Jenderal TII, J. Danang Widiyoko dan Deputi Sekretaris Jenderal TII Wawan Suyatmiko yang diterima langsung oleh Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Mulyono dan Group Head Satuan Pengawasan Internal Pelindo, Widodo.

Dalam kesempatan ini TII meninjau secara langsung proses bisnis dan pelayanan operasional yang ada di pelabuhan Tanjung Priok, yakni melalui Integrated Planning and Control Room. Di ruang ini terdapat dashboard Marine Traffic, Terminal Petikemas, Terminal Multi Purpose dan Traffic Management.

Fungsinya adalah untuk memudahkan komunikasi antara petugas pelayanan kapal dan pelayanan barang, sehingga terdapat sinergi antara kedua pelayanan tersebut, termasuk dalam data transaksi maupun eksekusi pekerjaannya.

Baca Juga: Subholding Pelindo Optimistis Arus Peti Kemas Capai 11 Juta Teus Tahun 2022

“Pelindo berkomitmen penuh dalam penguatan kepatuhan GCG di setiap proses dan lini bisnis perusahaan,” tegas Ali Mulyono.

Sebagai upaya menciptakan lingkungan kerja yang patuh dan selaras dengan prinsip-prinsip GCG, Pelindo telah mengimplementasikan beberapa program kerja antara lain sosialisasi GCG di seluruh wilayah kerja Pelindo, penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dan ISO 37001:2016, penandatanganan Pakta Integritas, pelaporan LHKPN secara rutin.

Selain itu juga ada aplikasi Single Whistle Blowing System (WBS) yang terintegrasi di Pelindo Group, pembentukan Unit Pengelola Gratifikasi (UPG), kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait upaya pemberantasan korupsi, serta kerja sama dengan Kejaksaan (Jamdatun) terkait penanganan masalah hukum.

Baca Juga: Gunakan Listrik Darat, Pelindo-INSA Komitmen Kurangi Emisi Karbon di Pelabuhan

J. Danang Widiyoko mengatakan, sebagai perusahaan berkelas dunia, Pelindo harus patuh dengan semua standar global. Utamanya dengan mengadopsi prinsip-prinsip good governance, dengan menerapkan prinsip dan menjalankan bisnis yang transparan, akuntabel dan partisipatif serta bersih dari korupsi dan berintegritas.

“Saya lihat Pelindo sudah mengadopsi semua, tantangannya adalah bagaimana pelaksanaan, implementasi dan evaluasinya. Harapan saya WBS-nya terus diperkuat karena dari situ upaya perbaikan bisa dilakukan. Kedepannya perlu dilakukan survei pada seluruh pihak yang berinteraksi dengan Pelindo sehingga mampu mendorong perbaikan ke arah yang lebih maju secara terus-menerus,” ujar J. Danang Widiyoko dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Pada bisnis inti perusahaan atau sisi operasional, kepatuhan GCG diterapkan Pelindo antara lain dalam penggunaan metode cashless payment dalam setiap transaksi, optimalisasi digitalisasi dalam proses operasional serta pengadaan barang dan jasa bersama atau terpusat sehingga meminimalisir adanya tindak korupsi atau kecurangan yang mungkin terjadi.

“Ke depan kami akan terus memperkuat Area of Improvement tata kelola di berbagai lini perusahaan, salah satunya melalui kolaborasi dengan Transparansi Internasional Indonesia,” ujar Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya