SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com) – Ratusan transmigran asal Boyolali hingga kini masih terkatung-katung di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Solusi relokasi bagi mereka yang sebenarnya sudah disepakati dengan daerah penerima belum lama ini ternyata belum dilaksanakan.

Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto menganggap Pemkab Kutai Timur, Kalimantan Timur, setengah hati mengurus nasib para transmigran yang telantar di daerah mereka. Padahal pada pertengahan Juni sudah dicapai kesepakatan kalau transmigran asal Boyolali akan direlokasi. Namun tak berselang lama ratusan transmigran masih dibiarkan telantar bahkan mendapat intimidasi fisik dari perangkat desa setempat. “Di lokasi transmigrasi kemungkinan terdapat kandungan minyak melimpah. Pemkab setempat sepertinya lebih memberatkan perusahaan besar yang akan mendirikan pabrik di lokasi kebun transmigran,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (30/6/2011).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Menurutnya, Pemkab Kutai Timur tidak bisa lebih menitikberatkan perusahaan besar untuk menanam investasi di lokasi transmigrasi. Sebab, pemerintah pusat telah menetapkan lokasi tersebut sebagai tempat para transmigran. Pihaknya mendesak kepada Pemkab setempat untuk segera mengurusi nasib para transmigran.
Dijelaskan, transmigrasi merupakan program nasional. Jika para transmigran dipulangkan akan berpengaruh pada program transmigrasi yang akan datang. “Tentu saja akan berpengaruh kepada program transmigran berikutnya,” jelasnya.

Terancam kelaparan
Pihaknya meminta aparat keamanan setempat memberikan perlindungan bagi para transmigran. “Keamanan telah dijanjikan oleh Pemkab Kutai Timur. Namun, ternyata yang terjadi tidak demikian. Mereka sudah langsung ditegur pusat,” ungkapnya. Pihaknya menyerahkan kepada pemerintah pusat. Sebab, program transmigrasi ini adalah kewenangan pemerintah pusat. Pasalnya, jika mereka kembali ke daerah asal program selanjutnya tidak akan berjalan.
Sementara itu ratusan transmigran masih bertahan di Kantor Camat Kaliorang, Kutai Timur. Mereka mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian. Namun, mereka hidup ala kadarnya. Sebab jatah hidup (Jadup) dari pemerintah telah menipis bahkan sebagian sudah habis.

“Jika tidak segera diatasi mereka bisa kelaparan,” papar anggota DPRD Boyolali, Setiyono yang terus memantau persoalan ini. Pihaknya bersama Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Boyolali mengirim kronologi peristiwa yang sebenarnya ke Kemenakertrans. Sejumlah kabar menyebutkan Pemkab Kutai Timur mengirim perihal kondisi transmigran yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Sebanyak 156 jiwa transmigran terpaksa mengungsi ke Kantor Camat Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim pada Rabu (29/6). Termasuk di dalamnya 15 KK asal Boyolali. Sebagian dari mereka mencari perlindungan di rumah keluarga dan sebagian lagi pulang kampung. Bahkan, dua KK berjumlah enam jiwa transmigran disandera. Mereka masing-masing keluarga Sugiyanto asal Boyolali dan Kasno asal Purwodadi. “Sampai sekarang kondisi dua KK yang tengah disandera dalam keadaan memprihatinkan,” tambahnya. Ia mendapatkan pesan singkat dari salah satu keluarga yang disandera di rumah salah satu perangkat desa Kaliorang. Setiyono mengabarkan mereka tidak bisa keluar rumah karena mendapat intimidasi. Mereka pun meminta Pemkab Boyolali untuk datang membebaskan.

rid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya