SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Solo Great Sale (SGS) 2019 ditutup dengan total nilai transaksi Rp611,672 miliar. Nilai ini jauh melebihi angka target sebesar Rp600 miliar dan realisasi nilai transaksi SGS 2018 yang mencapai Rp533,988 miliar.

Realisasi Solo Great Sale tahun ini lebih tinggi 2% dari target, serta jika dibandingkan tahun lalu realisasi tahun lalu yang mencapai 22% lbh tinggi dari target.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Solo Great Sale 2019, Farid Sunarto, mengatakan salah satu event untuk mendorong perekonomian rakyat khususnya di Kota Solo ini adalah menggelar SGS.

“Kami laporkan sektor transportasi menempati urutan tertinggi transaksi dalam SGS 2019 ini. Hal ini menandakan adanya pergerakan customer yang cukup besar dari Solo dan sebaliknya,” ujarnya, dalam penutupan Solo Great Sale 2019 di depan Pasar Gede Solo, Kamis (28/2/2019) malam WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut Farid memaparkan pada Solo Great Sale 2019 ini tercatat adanya aktivasi kartu sebanyak 77.768 kartu, sementara jumlah customer ada 709.308. Di sisi lain, untuk tenant dari target 6.000 terealisasi sebanyak 7.639.

Pihaknya pun menggarisbawahi transaksi SGS tahun ini melebihi target, yakni dari Rp600 miliar realisasinya mencapai Rp611,672 miliar.

Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, mengatakan adanya Solo Great Sale 2019 diharapkan memberi manfaat untuk percepatan perekonomian rakyat khususnya Solo. Pihaknya mengingatkan jangan sampai SGS dimulai dan diakhiri tanpa ada efek positif untuk masyarakat.

“Selesainya SGS semoga diiringi dengan kemajuan usaha. Selain itu, semoga SGS 2020 jadi unggulan yang besar dan masuk dalam kalender pariwisata Kota Solo,” katanya.

Transportasi Berkontribusi Besar
Sekretaris Solo Great Sale 2019, David R Wijaya, menambahkan transportasi memang transaksinya paling besar dalam SGS tahun ini, dengan kontribusi sebesar 20%. Dalam hal ini PT Kereta Api Indonesia menempati urutan teratas tenant dengan jumlah transaksi terbesar. Setelah PT KAI disusul sektor otomotif, Honda Bintang Motor, dan urutan ketiga ditempati Garuda Indonesia.

Selain itu, nilai transaksi di 44 tradisional itu mencapai lebih dari Rp26,538 miliar. Nilai ini lebih rendah atau turun daripada tahun lalu sebesar Rp30 miliar. Tahun ini transaksi terbesar dicatatkan Pasar Gede senilai Rp8,301 miliar, disusul Pasar Besi Tua sebesar Rp4,2 miliar, dan Pasar Cinderamata Rp3,115 miliar.

Di sisi lain, ada dua kategori yang dilombakan untuk kian menggeliatkan psar tradisional di Kota Solo, yakni pasar terheboh dan pasar nontunai.

“Adapun SGS 2019 ini penghargaan untuk pasar nontunai berdasarkan berbagai variabel. Antara lain, data transaksi yang terekam, frekuensi transaksi, keterlibatan pedagang, dan keaktifan pasar,” paparnya.

David menjelaskan untuk pasar transaksi nontunai, gelar juara diraih Pasar Cinderamata, disusul Pasar Singosaren di peringkat kedua dan Pasar Gede di urutan ketiga. Sedangkan label pasar terheboh dimenangkan oleh Pasar Depok. Peringkat kedua diraih Pasar Bangunharjo, disusul Pasar Joglo, Pasar Klewer, Pasar Tanggul, dan Pasar Elphabes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya