SOLOPOS.COM - Sosialisasi Gerakan Nontunai kepada warga oleh BI Jateng di acara CFD Semarang, Minggu (18/2/2018). (JIBI/Bisnis/Alif N.R.)

Transaksi nontunai di Jawa Tengah (Jateng) jumlahnya telah mencapai Rp3 triliun.

Semarangpos.com, SEMARANG Gerakan nontunai yang digencarkan pemerintah rupanya mampu aplikasi masyarakat Jawa Tengah (Jateng) dengan baik. Terbukti, jumlah transaksi nontunai di Jateng selama tahun 2017 mampu mencapai Rp3 triliun.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Asisten Direktur Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jateng, Novita Wulandari, menilai tingginya transaksi nontunai itu dikarenakan gaya hidup masyarakat Jateng mulai beralih. Masyarakat sudah mulai menggunakan transaksi nontunai karena dianggap lebih cepat, aman, dan efisien.

Kendati demikian, banyak masyarakat yang masih kesulitan mendapatkan electronik money (e-money). Namun, BI terus melakukan edukasi agar gerakan nontunai bisa dilakukan semua orang.

“Selama ini masyarakat Jateng kebanyakan menggunakan e-money hanya untuk transaksi di jalan tol saja. Menurut data dari BI transaksi menggunakan e-money di jalan tol sudah mencapai 98%. Untuk itu sosialisasi terus dilakukan terutama kegunaan e-money secara menyeluruh,” kata Novita di Semarang, Minggu (18/2/2018).

Selain itu, e-money juga bisa digunakan untuk berbelanja tanpa harus menggunakan uang tunai. Hampir semua toko modern saat ini sudah menerima pembayaran dengan menggunakan e-money. Masyarakat tidak perlu risau untuk menggunakan e-money, sebab kini semua transaksi serba modern.

Menggunakan e-money juga bisa membantu pemerintah dalam upaya penghematan distribusi uang yang beredar di Jateng, sehingga perputaran uang kertas maupun uang logam semakin sedikit. Selama ini pencetakan dan distribusi uang di Jateng mencapai Rp3 triliun pertahun.

“Gerakan Nasional Non-Tunai terus kami galakkan untuk mengurangi pendistribusian uang cash. Selain di Semarang, beberapa kota di Jateng juga sudah ada gerakan serupa agar masyarakat lebih mudah melakukan transaksi,” tambahnya.

Pemerintah sebenarnya sudah sejak lama melakukan sosialisasi gerakan nontunai ke pelosok daerah. Novita mencontohkan kini pemberian bantuan kepada warga kurang mampu diberikan dengan transaksi nontunai. Seperti, program keluarga harapan dan bantuan pangan nontunai.

Novita menambahkan pada 2018 BI Jateng menargetkan kenaikan penggunaan transaksi nontunai mengalami peningkatan. Hal ini.di dukung oleh sejumlah bank negara yang sudah mengeluarkan e-money seperti BTN, Mandiri, BRI dan BNI.

“Sejumlah bank negara sudah banyak yang menyediakan e-money dan kali ini tinggal masyarakat memilih bank mana yang paling dipercaya untuk melakukan top up maupun bertransaksi,” ujarnya.

Selain bank negara beberapa perbankan swasta juga sudah mengeluarkan e-money untuk kemudahan transaksi seperti BCA, Bank CIMB Niaga dan Bank Mega. Dukungan tersebut menjadi sesuatu yang menggembirakan untuk masyarakat yang menggunakan e-money.

Sementara itu, untuk mengantisipasi tindak kriminal BI membatasi saldo yang dapat digunakan dalam e-money. Novita menambahkan saldo maksimal yang disimpan dalam kartu e-money hanya Rp1 juta.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya