SOLOPOS.COM - MOTOR BEKAS -- Transaksi jual beli sepeda motor bekas saat ini mulai bergerak naik. Tahun ajaran baru yang mulai mendekat diyakini menjadi salah satu penyebabnya. (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Solo (Solopos.com) – Jumlah transaksi jual beli sepeda motor bekas mulai bergerak naik sejak beberapa pekan terakhir. Hal itu diakui kalangan diler dipengaruhi kecenderungan oleh berbelanja motor menjelang tahun ajaran baru atau jelang bulan Ramadan.

MOTOR BEKAS -- Transaksi jual beli sepeda motor bekas saat ini mulai bergerak naik. Tahun ajaran baru yang mulai mendekat diyakini menjadi salah satu penyebabnya. (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

CV Sarana Motor misalnya, mencatat pertumbuhan jual beli motor bekas sekitar 30%. Pegawai bagian penjualan Sarana Motor, Ida Yuniawati, menjelaskan penjualan mulai terkerek sejak Mei. Sebelumnya, penjualan motor bekas semua merek hanya berkisar 15 unit/bulan. Namun, sebulan terakhir penjualan meningkat menjadi 20 unit/bulan, atau tumbuh 33%. Ida menduga penjualan motor bekas akan terus membaik sampai sebulan jelang Ramadan, atau Juli.

“Memang trennya begitu. Mungkin, banyak yang jual untuk biaya sekolah atau yang lain. Tapi di sisi lain banyak juga yang cari karena anaknya butuh memakai sepeda motor untuk sekolah. Kalau jelang puasa, memang biasa naik,” kata Ida, diamini pegawai lain, Tri Wahyuni, saat dijumpai wartawan, di diler setempat, Senin (13/6).

Menurut Ida, menjelang tahun ajaran baru, banyak keluarga yang membutuhkan sepeda motor baru untuk sekolah sang anak. Di tengah kebutuhan hidup lain yang tinggi, sepeda motor bekas menjadi pilihan. Dengan harga berkisar Rp 8 juta-Rp 10 juta, sepeda motor bekas buatan tahun 2007-2008 paling banyak dicari. Pasalnya, dia menilai, dipandang dair kualitas motor bekas buatan tahun tersebut masih baik sedangkan harganya relatif terjangkau.

Sama halnya dengan sepeda motor baru, penjualan motor bekas di Sarana Motor didominasi penjualan secara kredit. Tri Wahyuni mencatat 90% penjualan motor bekas dilakukan secara kredit. Untuk kredit, pihaknya menetapkan uang muka minimal 50%, selanjutnya pembayaran bisa dicicil maksimal dua tahun.

Kecenderungan membaiknya penjualan juga diakui pemilik Joyo Motor, Wahyo alias Yoyok. Dia mengatakan meski tidak tajam, penjualan sepeda motor bekas untuk jenis tertentu, seperti matik dan motor sport membaik. Tapi ada pula jenis tertentu yang tidak populer penjualannya stagnan. Biasanya motor bekas dipilih karena pembeli tidak ingin terlalu merugi ketika perlu menjual kembali sepeda motornya. “Kalau beli baru, jatuh harganya akan jauh. Makanya banyak yang pilih beli seken. Jadi kalau butuh uang sewaktu-waktu bisa dijual dengan kerugian yang tidak terlalu banyak,” ujar dia.

Sementara itu, soal harga, Yoyok menilai harga kendaraan bekas tidak bisa dipantau seperti layaknya sepeda motor baru yang kenaikan harganya ditentukan distributor. Harga sepeda motor bekas sangat bergantung pada kondisi pasar. Jika pasar membutuhkan dan barang terbatas, maka harga otomatis naik. Hal sebaliknya, jika pasar jenuh harga akan turun.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya