SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Aktivitas jual beli di salah satu pasar tradisional di Solo, Pasar Gede, Jumat (3/5/2013). (Maulana Surya/JIBI/SOLOPOS).

SOLO–Banyaknya pasar modern yang tumbuh di Solo tidak mematikan pasar tradisional. Bahkan transaksi di pasar tradisional dinilai terus meningkat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, menuturkan perkembangan tersebut terus dapat dilihat dari jumlah pengunjung, pedagang dan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari pasar terus meningkat.

“Semakin lama, jumlah pedagang semakin bertambah. Saat ini tercatat ada 16.000-an pedagang dari 43 pasar tradisional di Solo,” ungkap Subagiyo kepada wartawan di Hotel Solo Inn, Rabu (29/5/2013).

Sedangkan transaksi harian di seluruh pasar tradisional, Subagiyo menuturkan belum memiliki data. Walau begitu pihaknya memastikan grafik transaksi di pasar tradisional terus meningkat. Ia juga mengatakan walau pasar modern terus tumbuh di Solo, pasar tradisional tidak akan pernah mati karena kedua jenis pasar tersebut mempunyai pangsa pasar masing-masing.

Mantan Camat Jebres ini menuturkan kelebihan pasar tradisional antara lain konsumennya lebih beragam, keeratan sosial yang lebih tinggi karena ada proses tawar menawar dan menyediakan kebutuhan sehari-hari. Walau begitu, pedagang pasar tradisional dituntut mampu mengembangkan kualitas dan kreatifitas.

Terapkan 3S

Sementara itu, Wakil Walikota Solo, Ahmad Pramono, mengingatkan pedagang untuk selalu mengingat segitiga emas yang meliputi Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), konsumen dan pedagang sebagai kunci kesuksesan. Ahmad mengungkapkan pertama, pedagang harus mampu sadar diri mengenai usaha dan lingkungan.

“Setelah mengetahui posisi diri, pedagang harus semangat untuk berbenah diri untuk menarik konsumen,” tuturnya kepada wartawan di Solo Inn, Rabu.

Pembenahan diri tersebut dilakukan dengan meningkatkan kualitas barang dan pelayanan. Ahmad menuturkan pedagang harus menerapkan 3S [Senyum, Salam dan Sapa] dalam melayani pelanggan. Setelah itu pedagang harus bisa mengatur strategi supaya dagangannya laku.

Ahmad menuturkan asalkan kualitas pelayanan bagus dan harga miring pasti dicari pembeli. Oleh karena itu, Ahmad mengatakan pedagang tidak perlu takut apabila berjualan di lantai II atau III. Acara yang bertajuk Membangun Jiwa Kewirausahaan Bagi Pedagang Pasar Tradidional tersebut diikuti 100 peserta yang berasal dari pasar wilayah I dan IV.

Subagiyo, menuturkan tujuan acara tersebut adalah memberikan pemahaman kepada pedagang supaya mempunyai kreatifitas dan daya saing untuk menghadapi situasi perdagangan global. Walau tidak mengundang semua pedagang, Subagiyo berharap pedagang yang datang mampu berbagi informasi ke pedagang lain supaya bisa sama-sama berkembang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya