SOLOPOS.COM - FX Hadi Rudyatmo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

FX Hadi Rudyatmo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Setelah terkatung-katung pasca pencalonan Joko Widodo (Jokowi) menjadi Gubernur DKI, megaproyek Trans Studio dipastikan batal dibangun di Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu terungkap setelah Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengaku tak mendapat rekomendasi dari Jokowi mengenai kelanjutan pembangunan Trans Studio.

“Tidak ada tongkat estafet dari Pak Jokowi ke saya mengenai itu [Trans Studio].  Tidak ada rekomendasi,” tutur Rudy saat ditemui di Balaikota, akhir pekan kemarin.

Rudy menyebut Jokowi hanya merekomendasikan kelanjutan pembangunan di antaranya Jurug, Pasar Klewer, Pasar Jongke dan kawasan Beteng. Jokowi, imbuh dia, juga mewanti-wantinya untuk menyelesaikan masalah Sriwedari.

Menyikapi nihilnya rekomendasi mengenai pembangunan taman bermain itu, Rudy tak mempermasalahkannya. Dia menilai Solo pun tak memiliki lahan sesuai dengan keinginan investor.  ”Setahu saya investor butuh 10 hektare, saya kira kita enggak punya lahan seluas itu. Kalau ada mending saya bikin RSUD saja,” tuturnya sambil tersenyum.

Tak Kecolongan

Walikota enggan dibilang kecolongan dengan larinya investor kakap dari Kota Bengawan. Rudy menegaskan tidak ada kecocokan lahan antara pemilik modal dan Pemkot ihwal investasi yang ditaksir bernilai Rp2 triliun itu. Rudy pun merelakan jika akhirnya pembangunan Trans Studio dicaplok daerah lain seperti Karanganyar.

”Ya silakan saja. Kami tidak merasa kecolongan,” tutur dia.

Sebelumnya, Walikota lama Solo, Jokowi, sangat berambisi mendirikan Trans Studio di kawasan Solo Utara. Dia bahkan sudah mengajukan empat opsi lokasi seperti Sumber, Mojosongo, Kadipiro dan Banyuanyar.  Sang istri pemilik modal, Anita Chaerul Tanjung, pun dikabarkan telah melihat lokasi yang ditawarkan Jokowi. Namun pascapencalonan Jokowi menjadi DKI 1, rencana tersebut seolah menguap.

Belum adanya pembicaraan lanjutan mengenai Trans Studio diakui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Anung Indro Susanto. Pihaknya menegaskan empat lokasi yang ditawarkan Jokowi pun masih sebatas wacana. ”Belum sampai tataran kebijakan,” tuturnya kepada Solopos.com, Minggu (11/11/2012).

Lebih lanjut, Anung juga belum pernah mendengar pihak investor cocok dengan salah satu opsi yang diajukan Jokowi. Anung pun pesimistis melihat ketersediaan lahan yang ada di Solo. ”Kelihatannya susah, apalagi kalau mencapai 10 hektare. Harus ada pembebasan lahan yang prosesnya tidak singkat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya