SOLOPOS.COM - Bus baru Trans Jogja berwarna biru siap mengaspal, Rabu (25/5/2016). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Trans Jogja, pengelola bertekad mengurangi pelanggaran operasional

Harianjogja.com, JOGJA — Trans Jogja telah melakukan ratusan kali pelanggaran selama 2016 sesuai dengan hasil pengecekan Dinas Perhubungan DIY. Pada 2017, PT Anindya Mitra Internasional (AMI) selaku operator bertekad untuk mengurangi pelanggaran selama operasionalisasi Trans Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : TRANS JOGJA : Melanggar Ratusan Kali Saat Beroperasi

Direktur PT AMI Dyah Puspitasari mengakui pelanggaran interval tergolong tinggi. Interval dalam konteks ini merupakan jarak antara satu bus dengan bus di depannya yang harus dijaga agar tidak terlalu dekat. Menurutnya faktor kemacetan menjadi penyebab utama membuat sulitnya dijaga konsistensi interval antara bus satu dengan lainnya.

“Misal yang depan kena macet, bus belakangnya itu harusnya kan tidak bisa berdekatan, padahal sering macet, saya bingung nek awake dewe wis ngene kudu kepiye, padahal jalurnya sama dengan kendaraan lain, ini masalah kita bersama,” tegasnya, Kamis (9/2/2017)

Hanya saja, Dyah pun mengakui pelanggaran interval juga kadang muncul karena kondisi bus. Beberapa kali karena bus lawas tetap beroperasi sehingga kadang sempat macet di jalan. Kondisi itu jelas akan membuat bus yang ada di belakangnya terlalu dekat atau bahkan menyalip. Ia menyimpulkan kemacetan dan kondisi bus yang mempengaruhi tingginya pelanggaran interval.

“Diharapkan nanti harus dipikirkan juga tentang kemacetan di jalur tertentu,” ujarnya.

Ia mengatakan, PT AMI akan menjadikan banyaknya pelanggaran di 2016 itu sebagai pembelajaran untuk perbaikan di 2017. Pihaknya sudah menyampaikan kepada Dishub DIY, bahwa PT AMI memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan, terutama dengan mempertimbangan standar pelayanan minimum. Selain itu, upgrade dari sisi sumber daya manusia juga akan dilakukan melalui pembinaan yang lebih intensif.

Kabid Angkutan Darat Dinas Perhubungan DIY Agus Harry Triono menyatakan, terkait banyaknya pelanggaran operasionalisasi Trans Jogja, pihaknya telah meminta kepada operator untuk melakukan perbaikan. Pembinaan terhadap kru, multak dilakukan, terutama agar mereka mematuhi rambu lalu lintas selama mengoperasikan Trans Jogja. Apalagi, para sopir tidak dikejar dengan setoran, seharusnya mereka lebih bisa membuat nyaman para penumpang maupun pengguna jalan lainnya.

“Kami mohon ke operator untuk terus melakukan pembinaan. Agar mereka tidak ugal-ugalan, mau berhenti ngebut terus ngerem mendadak itu kan tidak nyaman. Mereka tidak ngoyak setoran. Dibayarnya sing penting nyopir dengan baik, supaya penumpang nyaman di atas bus,” ungkapnya.

Harry mengapresiasi rencana PT AMI yang akan mempekerjakan sopir dari kalangan perempuan. Dengan sopir perempuan, ia sependapat jika perempuan lebih bisa mengedepankan kehati-hatian mereka sehingga dapat melayani dengan baik. Tetapi, kata dia, terpenting sebenarnya bukan persoalan gender, tetapi bagaimana Trans Jogja dapat menghadirkan para sopir yang ber-attitude baik ketika di lapangan.

“Artinya proporsional, mendukung dari attitude, tidak sekedar melihat gender, itu akan lebih baik. Yang laki-laki kalau memang bisa lebihh sopan, tenang di lapangan, itu juga bagian yang sangat penting,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya