SOLOPOS.COM - BRT Trans Jateng (dalam lingkaran) berhenti di tepi Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jateng, namun bukan di halte yang sudah ditentukan, Jumat (14/7/2017)

Transportasi berupa Trans Jateng dituding sembarangan menaik-turunkan penumpang karena haltenya digunakan sebagai tempat parkir.

Semarangpos.com, UNGARAN – Halte Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) justru digunakan sebagai lokasi parkir dan menyebabkan bus sulit untuk menepi ke halte. Hal tersebut lantas memicu tudingan bahwa moda transportasi umum baru di Jateng itu telah mengangkut dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Tudingan itu ramai dilayangkan warganet yang tergabung dalam grup Facebook Ambarawa setelah dipicu kiriman dari pengguna akun Facebook Taufik Adrian Maulana, Jumat (14/7/2017). “Mas Koko Kembar mohon minta bantuannya untuk disampaikan ke dishub apa organda mungkin jenengan punya chanel. Bis Trans Jateng koridor 2 Tawang Bawen nomor 06 telah menaik turunkan penumpang tidak pada halte yang ditentukan,” tulisnya dengan menyertakan foto bus BRT Trans Jateng yang sedang menepi di kawasan tersebut.

Tak pelak netizen lantas ramai menuding moda transportasi umum baru di Jateng itu telah menyalahi aturan. “Ra ceto kwi sopire. Wis ngmpreng angel malah nylampar [Sopr busnya tak patuh. Alat transportasi umum lain susah mencari penuimpang, malah diserobot],” ungkap pengguna akun Facebook Widyant.

Mereka khawatir tindakan sopir BRT Trans Jateng yang berhenti di sembarang tempat dapat memicu perselisihan dengan sopir alat transportasi umum lainnya. “Bisa memicu konflik dengan angkutan umum lainnya, mohon ditertibkan Trans Jateng-nya,” tulis pengguna akun Facebook Anik Wijayanti.

Meski demikian, sebagian netizen lainnya mengungkapkan tindakan sopir BRT Trans Jateng tak berhenti di halte itu bukan tanpa alasan. BRT Trans Jateng tak berhenti di halte di Jl. Gatot Subroto karena banyak kendaraan yang terparkir di halte, sehingga BRT Trans Jateng tak dapat menepi di halte yang tersedia.

Kendaraan yang parkir itu diduga milik para pelanggan warung bakso yang berada di dekat halte BRT Trans Jateng. “Haltenya kan di depan Bakso Warudoyong persis, biasanya di situ dipake buat lahan parkir jadi mungkin BRT nya gak bisa masuk,” ungkap pengguna akun Facebook Jhon Antonia.

Yhak benar, bise mau berhenti di halte BRT Warudoyong kalah sama pelanggan baksonya,” timpal pengguna akun Facebook Nikho Sanjaya.

Netizen berharap masalah parkir di halte itu dapat segera ditindaklanjuiti agar operasional BRT Trans Jateng tak terganggu, seperti yang terjadi di halte di Stasiun Tawang. Seperti dikabarkan Semarangpos.com sebelumnya, pengelola BRT Trans Jateng telah berusaha mencegah parkir liar di sekitar halte di Stasiun Tawang dengan memasang rambu larangan parkir.

[Baca juga: Halte Trans Jateng untuk Parkir, Rambu Larangan Segera Dipasang]

Selain itu, warganet berharap hadirnya BRT Trans Jateng tak menimbulkan konflik dengan moda transportasi umum lainnya. Pengguna akun Facebook Taufik Adrian Maulana yang memicu diskusi warganet itu mengungkapkan dirinya tak bermaksud menyalahkan sopir BRT Trans Jateng, melainkan ia hanya berharap ada tindak lanjut agar tak terjadi perselisihan di antara pengelola moda transportasi umum di wilayah Jateng tersebut. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya