SOLOPOS.COM - SEGAR -- Sejumlah sayuran yang menjasi unsur dalam racikan trancam di Warung Makan Intan, Sragen. (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

SEGAR -- Sejumlah sayuran yang menjasi unsur dalam racikan trancam di Warung Makan Intan, Sragen. (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

Jika di negara-negara Barat ada menu berbagai macam sayur dan buah segar yang dicampur dan diberi saus yang kemudian disebut salad, masyarakat Jawa pun punya menu khas olahan sayur-sayuran. Trancam dan urap atau yang biasa disebut gudangan adalah contoh menu tradisional yang tak pernah lekang oleh zaman. Alasan inilah yang menginspirasi seorang pencinta kuliner dari Purwodadi, Intan, untuk membuka warung makan (WM) atas namanya sendiri, yang meyajikan menu andalan trancam dan gudangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di Jawa, khususnya di Sragen, memang tak sedikit warung makan yang menawarkan menu trancam. Tapi siapa sih yang tak gemar dengan menu masakan yang satu itu? Jadi, meskipun penjualnya bertebaran pencintanya pun juga banyak,” tutur Intan saat dijumpai di warungnya di Dusun Tlebengan, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Kamis (26/1/2012).

Intan menunjukkan menu trancam khas warungnya. Berbagai sayuran, seperti daun kemangi, daun kenikir dan mentimun, ia potong kecil-kecil, kemudian dicampur dengan melanding, tauge dan parutan kelapa muda yang telah dibumbui cabai dan beberapa bumbu rempah-rempah lainnya. Jadilah makanan sayur segar nan sehat, dengan semua bahan alami. Satu ciri khas menu racikan Intan adalah menggunakan bumbu kelapa parut segar atau mentah. Hal itu berbeda dengan beberapa resep gudangan yang memakai kelapa muda yang dikukus terlebih dahulu. “Kalau semua bahannya mentah, rasanya lebih segar. Rasa alaminya lebih kental,” kata dia.

Selain itu, dia juga memiliki ciri di setiap masakannya, yakni serba pedas. Menurutnya, rasa super pedas yang diolahnya dimaksudkan untuk memberi warna lain di antara makanan-makanan yang dijajakan di Bumi Sukowati ini. “Rata-rata di Sragen kan makanannya cenderung manis, kalau ada yang pedas, tapi kurang nendhang. Berhubung saya berasal dari luar Sragen, sekalian saya tawarkan rasa lain, yakni ekstra pedas,” imbuhnya.

Dengan olahan andalan ekstra pedas, WM sederhana yang dikelolanya itu tak pernah sepi dikunjungi pelanggan. Kebanyakan pelanggan Intan adalah masyarakat sekitar Sragen. Apalagi menu-menu yang ditawarkannya adalah menu rumahan atau masakan Jawa, seperti tumpang, oseng-oseng, bakmi, lele goreng dan lainnya, sehingga kerap menjadi langganan ibu-ibu yang tak sempat memasak di rumah. Hanya dengan harga Rp2.000, pelanggan sudah bisa menikmati trancam atau gudangan segar, yang tentu terbebas dari berbagai zat kimia yang membahayakan kesehatan. “Saya ingin mengajak masyarakat makan makanan segar,” tandasnya.

JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya