SOLOPOS.COM - Pratu Ferdian Dwi Sukma, prajurit TNI asal Klaten yang gugur saat insiden jembatan putus di Papua. (Istimewa/Dokumentasi Keluarga)

Solopos.com, KLATEN — Pratu Ferdian Dwi Sukma, 25, prajurit TNI asal Klaten yang gugur dalam insiden jembatan putus di Sungai Digoel, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, bakal dimakamkan pada Rabu (1/2/2023). Tragisnya, hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-25.

Rencananya, Pratu Ferdian akan dimakamkan di tempat permakaman umum (TPU) Dukuh Betro, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Klaten. “Rencananya pemakaman besok. Saat dimakamkan, dia pas ulang tahun. Dia lahir pada 1 Februari 1998,” kata ayah Ferdian, Mayor Inf Surnedi, saat ditemui Solopos.com di rumah duka Dukuh Yapak Lo, Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Selasa (31/1/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pratu Ferdian merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Mayor Inf Surnedi-Hastuti Handayani. Sejak kecil Ferdian bercita-cita meneruskan jejak ayahnya menjadi prajurit TNI.

Bahkan sejak kecil, prajurit TNI asal Klaten yang gugur di Papua itu senang mengenakan baret sambil membawa sapu. Saat duduk di bangku SMA, Ferdian kerap mengenakan seragam ayahnya yang juga anggota TNI dan kini bertugas di Jasdam IV/Diponegoro.

Surnedi mengatakan putra keduanya memiliki tekad kuat menjadi prajurit TNI. Meski sempat gagal saat kali pertama ikut tes, Ferdian akhirnya bisa menjadi prajurit TNI dan mulai bertugas sejak 2017.

Dia bertugas di Kodam II/Sriwijaya. Selama tiga bulan terakhir, dia ditugaskan menjadi Satgas Pamtas Yonif 143/YWEJ di wilayah Papua. Sudah kali kedua Ferdian ditugaskan di Papua.

Surnedi mengaku kerap berkomunikasi dengan putranya itu melalui ponsel, termasuk selama Ferdian bertugas di Papua. Prajurit TNI asal Klaten yang gugur di Papua memiliki kalimat khas setiap kali menghubungi ayahnya melalui telepon.

“Setiap kali telepon dia selalu bilang ‘NKRI harga mati’. Saya bangga dengan putra saya. Dipanggil Yang Diatas karena menjalankan tugas negara,” kata Surnedi.

Humoris dan Sayang Keluarga

Surnedi mengatakan Ferdian merupakan orang yang humoris, sayang keluarga, serta mudah bergaul. Saat di Papua, Ferdian membaur dengan warga sekitar tempat dia bertugas. Selama ini, Ferdian dekat dengan ibunya.

Ibunda Ferdian, Hastuti Handayani, mengatakan hampir saban hari dia berkomunikasi dengan Ferdian. Kali terakhir, Hastuti berkomunikasi dengan Ferdian pada Sabtu (28/1/2023) pagi atau beberapa jam sebelum insiden jembatan putus.

“Sudah empat hari saya tidak mendengar kata-kata mama masak apa, mama makan belum. Kata-kata itu yang setiap hari selalu dilontarkan Ferdian. Saya selalu mengingatkan Ferdian untuk tidak lupa salat. Dia menjawab siap,” kata Hastuti.

Jenazah Pratu Ferdian diperkirakan tiba di rumah duka, Selasa petang. Rencananya, proses pemakaman prajurit TNI yang gugur di Papua itu dilakukan secara militer di TPU Dukuh Betro, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Klaten.

Diberitakan sebelumnya, Pratu Ferdian dan tiga anggota Polri menjadi korban jembatan putus di Sungai Digoel, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (28/1/2023). Keempatnya hanyut di sungai.

Saat itu, mereka mendampingi rombongan Kapolres Kabupaten Bintang dan Dansatgas Pamwiltrasrat RI-PNG Yonif 143/TWEJ yang akan mengunjungi Pos Satgas Yonif 143/TWEJ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya