SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat. (Dok Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kisah tragis dialami Nur Driyawan, pasien asal Brante, Trosemi, Gatak, Sukoharjo, yang meninggal dalam perjalanan menggunakan menuju ke rumah sakit saat dalam kondisi kritis, Minggu (23/10/2022).

Informasi yang diperoleh Solopos.com, pasien tersebut dalam perjalanan diangkut mobil ambulans sukarelawan SABER. Kabar itu kali pertama diunggah akun Instagram @pawartoskartasura yang awalnya membagikan informasi permintaan maaf kru sukarelawan SABER atas meninggalnya Nur Driyawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, segenap Kru dan sukarelawan SABER turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Nur Driyawan warga Brante, Trosemi, Gatak [pasien emergency yang kami bawa] ke IGD RS. Yarsis. Mohon maaf yang sebesar-besarnya, kami sudah berusaha yang terbaik Namun Allah yang memiliki rencana,” terang unggahan foto akun tersebut pada Minggu (23/10/2022).

Dalam unggahan itu turut disampaikan mereka tidak  bermaksud menyalahkan terkait pasien yang meninggal dalam perjalanan menggunakan ambulans tersebut, namun meminta pemberlakuan Car Free Day (CFD) yang menutup jalur utama di depan Kelurahan Purbayan, Baki, Sukoharjo, dikaji ulang.

Hal itu mengingat seringnya kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Gatak dan jalur tersebut merupakan jalur utama menuju RS terdekat yakni RS UNS dan RS Yarsis. Unggahan itu menuai beragam komentar pengguna Instagram salah satunya akun @arief.sriwibowo yang menuliskan kritik terhadap penyelenggaraan CFD yang dinilai justru memicu kemacetan.

Baca Juga: Perkuat Tanggul, Pinggir Kali Ngece Gentan Sukoharjo Ditanami Ribuan Akar Wangi

Nengndi nengndi CFD marai macet [di mana mana CFD bikin macet]. Semua aktivitas yang seharusnya bisa dilakukan jadi enggak bisa karena jalan ditutup,” tulisnya.

CFD Harus Pertimbangkan Situasi Darurat

Unggahan itu juga direspons warganet pengguna akun @kinnaziyanindy_7070 yang mengomentari penggunaan jalan untuk CFD. “Sebaiknya CFD di satu titik yang bukan merupakan jalan utama menuju sarana dan prasarana urgent. Jadi ada jalan lain yang bisa dipakai apabila ada kejadian emergency,” tulisnya.

Saat itu, ambulans yang membawa pasien kondisi emergency dari Trosemi, Sukoharjo, bernama Nur Driyawan yang akhirnya meninggal dunia itu terpaksa memutar melewati jalan kampung yang banyak polisi tidur dan menembus kemacetan.

Baca Juga: Kronologi Kebakaran Bengkel di Kartasura Sukoharjo, Berawal dari Percikan Api

“Hidup dan mati adalah takdir, namun kalau kita bisa membantu memperlancar kenapa harus dipersulit. Saat itu kondisi kesadaran pasien menurun, saturasi rendah, beliau meninggal dalam perjalanan. Sampai di RS sudah meninggal. Saat ini sudah dikebumikan,” terang pendiri SABER sekaligus pengemudi ambulans, Wirawan Setiadi, saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Minggu (23/10/2022).

Menurutnya, seusai kejadian itu penyelenggara CFD yakni pemerintah desa setempat langsung memberikan respons cepat atas unggahan itu. Mereka meminta maaf dan berjanji akan mengkaji ulang kegiatan tersebut.

Saat dimintai konfirmasi secara terpisah, tokoh masyarakat sekaligus panitia CFD Baki, Slamet, menyampaikan permintaan maafnya atas kejadian itu. “Dari info yang beredar sudah kami sampaikan pada panitia juga penanggung jawab. [Mereka]  akan mengkaji ulang supaya tidak terulang lagi. Dari kami juga sudah minta maaf pada yang bersangkutan,” terang Slamet melalui pesan Whatsapp, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya